Mona Lisa Bisa Cemberut di Lukisan Versi Digitalnya

Utami Widowati | CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2015 14:35 WIB
Proyek yang disebut dengan Living Mona Lisa digital itu menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Ilustrasi lukisan Mona Lisa. (Pixabay/WikiImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah versi interaktif lukisan ternama Mona Lisa dibuat dengan sebuah kejutan unik. Di lukisan itu Mona  Lisa jadi bisa menunjukkan berbagai ekspresi dan suasana hatinya.

Sehingga yang tampil tak sekadar gambar Mona Lisa yang sedang menunjukkan senyumannya yang misterius itu. Bahkan ada beberapa versi Mona Lisa mengerucutkan bibirnya dan memandang dengan alis mata bertaut di dahinya  

Proyek yang disebut dengan Living Mona Lisa digital itu menggunakan teknologi artificial intelligence. Proyek ini diproduksi oleh sebuah tim yang terdiri dari 40 teknisi dan seniman Perancis yang bekerja selama setahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Florent Aziosmanoff, pencetus versi digital interaktif ini mengatakan bagaimana dia menemukan ide mengubah Mona Lisa menjadi format modern.

“Kini dia bisa merasakan perubahan di sekelilingnya. Leonardo da Vinci mencoba membuat dia hidup, jadi ini untuk  melanjutkan langkah itu.”

Living Mona Lisa dilengkapi dengan piranti untuk mendeteksi gerakan seperti yang digunakan di video games. Alat sensor itu akan menangkap gerakan orang yang memandang lukisan itu dan gambar lukisan itu sendiri juga bisa “bereaksi tergantung suasana hatinya,” kata Jean-Claude Heudin, pimpinan Paris Internet and Multimedia Institute yang mengembangkan sistem kecerdasaan buatan proyek ini seperti dikutip The Telegraph.  

Aziosmanoff, yang memiliki spesialisasi dalam hal “digital, living art," mengatakan dia memilih lukisan Mona Lisa karena “dia sangat dikenal dan menjadi salah satu karakter paling ikonik dalam sejarah seni.”  

Lukisannya sendiri saat ini masih digantung di museum Louvre, Paris. Namun versi digitalnya akan diproduksi dan dipasarkan dalam berbagai ukuran dan format.

Lukisan digital akan dijual pada musim semi tahun ini dengan harga beberapa ratus Euro. Sementara versi mungilnya akan hadir dalam bentuk liontin kalung dengan taburan permata di sekelilingnya.

“Kalung dan berbagai versi perhiasan lainnya akan dijual dengan beberapa harga tergantung apakah mengandung batu mulia atau tidak,” kata Aziosmanoff.

“Yang utama ini adalah proyek seni, bukan komersial, tapi kami ingin membuat lukisan jadi lebih murah untuk  dibeli turis dan dibawa pulang sebagai cendera mata.”  

Sementara menurut Heudin proyek ini disebutnya sebagai proyek gila. Namin dia tertarik melakukannya sebagai sebuah purwarupa.

“Proyek ini tujuan ke depannnya adalah untuk mengembangkan konteks emosional untuk mempertimbangkan pengalaman masa lalu interaksi dengan sistem.”

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER