Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara peraih Oscar, Alejandro González Iñárritu, menampik tuduhan telah menciptakan "neraka" di lokasi syuting film terbarunya,
The Revenant, dan mengabaikan keadaan para kru dan aktor.
Beberapa kru film tersebut membocorkan kepada
The Hollywood Reporter, Alejandro tak peduli kepada timnya sekalipun suhu di lokasi syuting film ini di Kanada, suatu kali, jeblok sampai minus 25 derajat Celcius.
Pengalaman buruk syuting kali ini, diakui kru, seperti neraka. Namun agaknya tak ada yang bisa menghentikan Alejandro. Apalagi ia sudah berancang-ancang membuat film ini dilirik juri Oscar seperti
Birdman (2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Revenant mengisahkan kecelakaan yang dialami Hugh Glass, pemburu dan penjelajah alam yang diterkam beruang saat ekpedisi, pada 1823. Dalam versi Alejandro, Hugh (diperankan Leonardo DiCaprio) membalas dendam terhadap kawan-kawannya yang keji.
Kru menyatakan, produksi film tersebut mengalami penundaan yang cukup lama. Ini disebabkan sang sinematografer Emmanuel Lubezki hanya mau memfilmkan adegan per adegan dengan cahaya alami.
Alejandro juga mengharuskan syuting adegan dilakukan secara kronologis. Tak hanya itu, lokasi syuting film ini pun terpaksa dipindah dari Kanada ke Argentina hanya demi mendapatkan tumpukan salju yang lebih tebal.
Waktu syuting yang molor dari dua minggu menjadi enam minggu, pada Desember 2014, membuat aktor Tom Hardy terpaksa melepas perannya di film lain,
Suicide Squad, sebab kadung "terjebak" di lokasi syuting
The Revenant. "Kerewelan" Alejandro pun memaksa produser Jim Skotchdopole mengundurkan diri karena dianggap tak bisa menjembatani keluhan kru kepada sutradara.
"Saya tak menyembunyikan apa pun. Memang ada beberapa masalah, tapi tak ada yang membuat saya menghindar," ujar Alejandro pada
The Hollywood Reporter.Tuduhan "keji" terhadap Alejandro semakin panjang. Ia dituding bertanggung jawab atas sakit yang diderita seorang aktor setelah dipaksa melakukan adegan di tengah salju dalam keadaan bugil dan diseret.
Alejandro beralasan, selalu berembuk dengan aktor setiap kali pengambilan gambar sampai sang aktor tersebut benar-benar menyatakan kesiapannya.
"Saya bertanya kepadanya beberapa kali, 'Apakah kamu baik-baik saja?' Saya baik kepadanya karena dia adalah pemuda 22 tahun yang baik hati juga," papar Alejandro.
Sutradara ini juga meluruskan anggapan bahwa dirinya seringkali tak bisa tegas mengambil keputusan di lokasi syuting. Hal ini menyebabkan para kru marah karena terus-menerus terjadi perubahan jadwal.
"Ini soal presisi tingkat tinggi, memang tak mudah. Anda harus terus memahatnya hingga selesai," kata Alejandro seraya menambahkan bahwa film ini tak memakai CGI demi mempermudah syuting.
"Saya sama sekali tak menginginkan hal itu. Kalau film ini berujung
green screen, lalu semua orang
ngopi dan bersenang-senang, tentu kita semua akan dimudahkan. Namun besar kemungkinan film ini akan menjadi sampah," jelas Alejandro.
Brad Weston, perwakilan New Regency, selaku penyandang dana
The Revenant, menjelaskan bahwa film ini memang menghadapi kesulitan tinggi agar tersimak serealistis mungkin. Weston sudah mengira
The Revenant bakal melewati proses yang sulit.
"Kami berada di zona asing. Semua pihak yang setuju bergabung dengan proyek ini, baik kru dan aktor, paham bahwa kami serius menjalankan misi ini dan akan mendukung Alejandro dengan visinya. Hasilnya, film ini sangat bagus dan penampilan para aktor pun demikian," papar Weston.
Alejandro juga mengelak dituduh melakukan pemborosan, dan menganggap dirinya sadar batasan bujet. Tapi kabarnya, bujet
The Revenant sudah menggembung hingga US$95 juta dan diperkirakan terus membesar hingga US$135 juta.
Seolah tak ingin melulu berkilah, sutradara yang ikut menggarap
Three Amigos ini meminta para kritikus bersabar menunggu sampai mereka menonton film ini, pada 25 Desember mendatang.
"Ketika anda menonton film ini," kata Alejandro, "anda akan menyadari seberapa besar film ini. Kemudian anda akan berkata, 'Wow!'"
(vga/vga)