Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan kembali memperkenalkan kekayaan budayanya ke dunia internasional. Kali ini, Negeri Ratu Elizabeth jadi tujuan tim kesenian Indonesia dalam gelaran bertajuk
UK National Tour 2015—Discover Indonesia.Pada Agustus sampai September 2015, tim kesenian Indonesia bakal mengunjungi beberapa kota besar di Inggris Raya, seperti Cardiff, Glasgow, London dan Edinburgh.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia Arief Yahya, ini akan jadi lawatan budaya terbesar Indonesia ke Eropa dalam beberapa waktu ke depan. Lawatan budaya ini merupakan kelanjutan dari Indonesia Performing Arts Market (IPAM), pada 2013 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini juga akan jadi langkah awal proyek pembangunan hubungan kesenian Inggris dan Indonesia yang dilakukan British Council empat tahun ke depan.
Tim yang akan terlibat dalam lawatan ini terdiri dari tiga kelompok kesenian yang telah lulus kurasi dari panggung seni pertunjukan bergengsi Inggris Raya, seperti Cryptic, Southbank Centre, Wales Millennium Centre, dan C. Venues.
Ketiga tim kesenian yang akan mewakili Tanah Air dan tampil di Inggris Raya adalah Papermoon Puppet Theatre dari Yogyakarta, Kande dari Aceh, dan Soeryo Soemirat.
Mereka telah mendapatkan dukungan penuh dari British Council, Dewan Budaya dan Wisata Provinsi Aceh, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Indonesia di Inggris, dan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia.
Sebelum ditetapkan sebagai tim yang akan mewakili Indonesia di
UK National Tour 2015—Discover Indonesia, ketiganya telah menyisihkan 27 tim kesenian lainnya yang juga mengikuti IPAM 2013 lalu di Jakarta.
"Mereka sudah melewati kurasi yang dilakukan oleh 30 kurator. Enam di antaranya dari Inggris langsung," ungkap Arief Yahya dalam jumpa pers
UK National Tour 2015—Discover Indonesia di Kantor Kemenpar, Jakarta Rabu (30/7).
Berikut ini,
CNN Indonesia merangkum profil ketiga tim kesenian yang akan tampil di Inggris Raya.
Papermoon Puppet Theatre berdiri sejak 2006 dan mengusung seni teater wayang boneka kontemporer. Mereka membawakan beragam kisah tentang kehidupan ke dalam pertunjukan boneka tanpa dialog. Uniknya, mereka hanya mengandalkan bahasa tubuh, ekspresi boneka, dan ekspresi suara spara pemain.
Bagi Papermoon, ajakan UK National Tour 2015 menambah daftar pengalaman tampil di negeri orang. Kelompok kesenian asal Yogyakarta ini pernah tampil di Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Pada UK National Tour 2015—Discover Indonesia, Papermoon akan menampilkan teater bertajuk Mwathirika. Teater ini mengisahkan tentang genosida di Indonesia, pada 1965, dari sudut pandang korban.
"Papermoon akan menampilkan Mwathirika yang mengisahkan tentang kehilangan orang terdekat akibat gejolak politik di Indonesia," ungkap Wulang Sunu, salah satu anggota Papermoon saat ditemui usai jumpa pers UK National Tour 2015—Discover Indonesia di Kantor Kementerian Pariwisata Indonesia, Jakarta, pada Rabu (30/7).
Lakon berdurasi 55 menit ini, menurut Sunu, adalah permainan andalan Papermoon. Selain karena konsepnya sudah matang, teater ini sudah dimainkan Papermoon pada beberapa festival internasional, seperti Darwin Festival (Australia) dan ASEAN Puppetry Festival (Singapura).
Grup musik Rock-Etnik asal Aceh ini jadi tim kesenian kedua yang akan ikut serta ke Inggris Raya. Kande sudah memulai melantunkan musik-musiknya sejak lima belas tahun lalu.
Sekilas mereka terlihat seperti grup musik rock kebanyakan, vokalis, pemain gitar, dan pemain bas turut serta dalam pertunjukan Kande. Namun ada yang unik dari mereka. Penabuh drum diganti dengan para penabuh rebana. Alhasil, ada sentuhan etnik khas Aceh dalam musik rock mereka. Lagu-lagu yang dibawakan pun berbahasa Melayu dan Aceh.
Kande pernah ikut dalam misi perdamaian di Tanah Aceh. Saat Aceh diguncang konflik, mereka keliling Negeri Serambi Mekkah ini untuk menyebarkan perdamaian. Berbagai penghargaan tentang perdamaian pun banyak mereka raih.
"Saat di Aceh ada perjanjian damai, kami ikut mengawal kedamaian. Kami keliling Aceh untuk menyebarkan suara perdamaian," ungkap manajer Kande Chairiyan Ramli saat ditemui usai jumpa pers UK National Tour 2015—Discover Indonesia di Kantor Kementerian Pariwisata Indonesia, Jakarta, pada Rabu (30/7).
Ramli mengatakan, di lawatan UK National Tour 2015—Discover Indonesia, Kande akan membawa sepuluh personel dan siap melantunkan 18 lagu. Namun setiap kesempatan tampil di sana, mereka hanya akan membawakan sepuluh lagu karena hanya diberi waktu tampil sekitar 50-60 menit. Lagu-lagu yang akan dibawakan ada yang berbahasa Aceh, Melayu, Inggris, dan Perancis.
Kande juga mendapatkan dukungan khusus dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam pertunjukan ke-tiga mereka di luar negeri ini.
"Grup musik Kande didukung secara khusus oleh Kemdikbud karena merupakan satu-satunya grup musik etnik dengan instrumen tradisi kuno," cantum siaran pers dari Kemdikbud yang diterima CNN Indonesia. Tim kesenian terakhir adalah Soerya Soemirat. Mereka adalah sanggar tari klasik Jawa dari Keraton Mangkunegaran Solo. Sanggar ini didirikan mendiang Gusti Pangeran Haryo Herwasto Kusumo, pada 1982.
Seperti dua tim kesenian sebelumnya, Soerya Soemirat sudah sering tampil di luar negeri. Perancis, Tiongkok, Maroko, Jepang, Belanda, Malaysia, Moskow, jadi beberapa negara yang pernah mereka kunjungi.
Dalam lawatan ke Inggris Raya kali ini, mereka akan memainkan tiga repertoar. Total penampilan mereka di setiap kesempatan akan berkisar 50 sampai 60 menit.
"Kita kali ini akan memainkan tiga repertoar, Srimpi Muncar, Beksan Klono Topeng, dan Beksan Bambangan Cakil," tutur Rury Avianti, penari dan humas Soerya Soemirat saat ditemui usai jumpa pers UK National Tour 2015—Discover Indonesia di Kantor Kementerian Pariwisata Indonesia, Jakarta, pada Rabu (30/7).
Soerya Soemirat akan membawa 18 personel ke tanah Britania. Sebelas orang di antaranya adalah pemain Karawitan dan tujuh lainnya adalah penari.