Papermoon Puppet Theatre berdiri sejak 2006 dan mengusung seni teater wayang boneka kontemporer. Mereka membawakan beragam kisah tentang kehidupan ke dalam pertunjukan boneka tanpa dialog. Uniknya, mereka hanya mengandalkan bahasa tubuh, ekspresi boneka, dan ekspresi suara spara pemain.
Bagi Papermoon, ajakan UK National Tour 2015 menambah daftar pengalaman tampil di negeri orang. Kelompok kesenian asal Yogyakarta ini pernah tampil di Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Pada UK National Tour 2015—Discover Indonesia, Papermoon akan menampilkan teater bertajuk
Mwathirika. Teater ini mengisahkan tentang genosida di Indonesia, pada 1965, dari sudut pandang korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Papermoon akan menampilkan
Mwathirika yang mengisahkan tentang kehilangan orang terdekat akibat gejolak politik di Indonesia," ungkap Wulang Sunu, salah satu anggota Papermoon saat ditemui usai jumpa pers UK National Tour 2015—Discover Indonesia di Kantor Kementerian Pariwisata Indonesia, Jakarta, pada Rabu (30/7).
Lakon berdurasi 55 menit ini, menurut Sunu, adalah permainan andalan Papermoon. Selain karena konsepnya sudah matang, teater ini sudah dimainkan Papermoon pada beberapa festival internasional, seperti Darwin Festival (Australia) dan ASEAN Puppetry Festival (Singapura).