Jakarta, CNN Indonesia -- Kartun dan komik sering diidentikkan sebagai sarana hiburan. Memang tak salah. Akan tetapi ada fungsi lain dari komik dan kartun, yaitu kritik sosial.
Penggunaan kartun sebagai sarana kritik sosial di Indonesia sudah banyak dilakukan. Salah satu kartunis yang melakukan hal itu adalah Muhammad Misrad atau yang lebih dikenal dengan nama Mice (baca: mi-ce).
Tujuan mengkritik lewat kartun adalah agar masyarakat sadar tentang lingkungan sekitarnya.Muhammad "Mice" Misrad |
Mice jadi salah satu karya kartun yang mengangkat isu-isu sosial. Kartun ini mengkritik fenomena di masyarakat dengan banyolan-banyolan pengocok perut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Dengan mengangkat cerita keseharian) saya enggak kehabisan cerita atau tema. Dan terkadang kehidupan nyata lebih menarik ketimbang fiksi," ujar Mice di Popcon Asia 2015 di Jakarta, kemarin (9/8).
Mice mengatakan kepada CNN Indonesia, saat ditemui seusai mengisi acara bincang-bincang di Popcon Asia 2015, bahwa tujuannya mengkritik lewat kartun adalah agar masyarakat sadar tentang lingkungan sekitarnya. Ia mengemas fenomena yang serius dengan lucu.
"Istilahnya, bahasa berat kita
jadiin bahasa
slengek-an. Kalau isunya berat, kita pakai bahasa berat juga, ya susah," tuturnya kepada CNN Indonesia.
Meski sering tampil di beberapa media massa nasional dengan komik kritisnya, ia mengatakan masih ada batasan dalam mengkritik. Tidak melanggar SARA dan pornografi jadi batasan Mice mengkritik kondisi politik, pemerintahan, dan isu sosial lainnya.
"Selama ini saya mengkritik SBY (saat jadi presiden) sqmpai 400 halaman enggak ada masalah karena kritik saya berangkat dari lucu-lucuan, bukan rasa marah," Mice mengungkapkan.
(vga/vga)