Jakarta, CNN Indonesia -- Biasa tampil di depan layar sebagai pelawak, Indra Birowo memberanikan diri memulai debutnya sebagai sutradara. Bukan sembarang film, apalagi komedi, melainkan film
thriller.
Setelah sekian lama memendam impian, akhirnya ia berhasil mewujukannya secara nyata lewat film debut
Lily Bunga Terakhirku yang dibintangi Baim Wong, Salvita de Corte dan Wulan Guritno.
"Jadi sutradara kayak mimpi, ini hasrat saya yang paling menggelora dalam hidup saya," kata Indra kepada CNN Indonesia, di Epicentrum, Jakarta Selatan, belum lama berselang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Impiannya bermula, pada 1990, ketika membuat proyek video musik untuk band-nya. Diakuinya, saban melihat video musik musisi lain, timbul keinginan untuk membuat video musik yang tak kalah bagus.
Perkenalannya dengan Rudy Soedjarwo dan bergabungnya dalam beberapa proyek film, mengajarkan Indra lebih banyak tentang dunia sutradara. Pandangannya semakin bertambah ketika ia magang di Miles Production dan sempat terlibat pembuatan film
Ada Apa Dengan Cinta.
Berbekal pengalaman dan pandangannya itulah ia menggarap film
Lily Bunga Terakhirku. Sekalipun cerita sudah ditulis sebelumnya, tetap saja Indra perlu detail dan berhati-hati dalam memutuskan arahan untuk film tentang psikopat ini.
"Makanya ketika di lapangan, saya suka bengong, mencari inspirasi apa yang harus saya putuskan atau arahkan," kata Indra.
Indra merasa beruntung memiliki tim yang cukup andal bekerja. Bersama mereka, ia merinci secara detail semua yang dibutuhkan film ini sejak Oktober hingga November 2014. Walaupun pengambilan gambarnya hanya 14 hari.
Penyiar radio ini juga membuat daftar lagu yang digunakan sebagai
scoring guna membangun
mood film ini. Namun memasuki masa pasca produksi, tak jarang rencananya buyar di tengah jalan.
Lily Bunga Terakhirku sempat mengalami beberapa modifikasi selama pasca-produksi. Namun demi menyuguhkan film drama yang berbeda, ia menjalani segala upaya dengan santai.
Kini,
Lily Bunga Terakhirku yang menceritakan jalinan asmara pelacur yang dengan psikopat telah tayang di layar bioskop. Film ini menjadi pijakan batu pertama bagi karier sutradara Indra.
"
Nagih, jelas jadi sutradara itu
nagih," kata Indra. "Insya Allah akan ada proyek jadi sutradara lagi, tapi karena belum ada kontrak apa pun jadi belum bisa ngomong," katanya sembari tertawa.
[Gambas:Youtube] (end/vga)