'Game of Thrones' Versi Jenaka Tampil di Panggung Teater

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 15:47 WIB
Kisah Game of Thrones yang penuh intrik dipentaskan dalam bentuk teater burlesque yang jenaka dan sensual.
Penulis 'Game of Thrones', George RR Martin, setuju karyanya dibawakan dalam pentas burlesque. (REUTERS/Robert Galbraith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serial Game of Thrones rupanya dapat tampil dalam pentas drama teater musikal berlesque. Sang empunya cerita, George RR Martin, pun tampaknya tak masalah karyanya menjadi jenaka, atau mungkin menjadi sensual.

Martin menceritakan hal tersebut dalam blog pribadinya. Ia tertarik dengan ide dari sebuah kelompok pertunjukan burlesque, Blacklist Burlesque, yang menawarkan konsep berbeda dalam menyajikan cerita A Song of Ice and Fire.

"Blacklist Burlesque mengatakan mereka adalah kelompok pertama dan terakhir di Richmond, Virginia dan menjadi kelompok neo-burlesque dan nerd-burlesque," tulis Martin. "Mereka sudah memiliki ijin saya untuk penampilan dalam bentuk burlesque, tapi mereka memenangkan hati saya untuk nerd-burlesque."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertunjukan itu sendiri diberi judul Burlesque is Coming: A Tribute to the Works of George R.R. Martin serta dipentaskan di teater Jean Cocteau Cinema, Santa Fe, New Mexico, pada 14 dan 15 September waktu setempat.

Teater Jean Cocteau Cinema yang menjadi lokasi pertunjukan ternyata merupakan milik George RR Martin sendiri.

Game of Thrones yang menjadi serial terlaris sepanjang 2015 ini adalah kisah pengembangan dari novel karya George RR Martin, A Song of Ice and Fire. Kisah fantasi ini berlatar belakang kerajaan dengan tiga plot cerita yang saling berkaitan dan penuh intrik.

Sedangkan burlesque adalah jenis pementasan teater yang berkembang sejak abad ke-17 dan menggambarkan kehidupan kerajaan era-Victoria. Dalam pelaksanaannya, burlesque menyajikan kisah kerajaan dengan kemasan jenaka dan mewah.

Puluhan tahun silam, burlesque menjadi tontonan bagi rakyat kelas ekonomi atas dan bangsawan. Selain dengan kisah jenaka, pada era keemasannya saat 1860 hingga 1940, burlesque juga berisikan penampilan striptease yang menjadikan cerita lebih sensual.

Martin jelas mengetahui makna burlesque, pun tampaknya juga memahami konsekuensi bila kisah intrik kerajaan Game of Throne karyanya dibawakan dengan sensual.

"Namun bagaimana dengan striptease, kostum berbulu, yang menjadi pertanyaan orang? Striptease, sebuah aspek penting dari neo-burlesque serta moderen, menjadi standar penampilan pada 1930-an," kata Martin. "Ini hanya menjadi gambaran, bila pembaca memiliki ide menarik untuk penampilan ini, silahkan beri komentar kepada saya."

[Gambas:Youtube] (end/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER