Kisah lucu nan menggemaskan makhluk kuning ciptaan Pierre Coffin ini merupakan salah satu contoh film yang baik secara ekonomi. Para minion sukses terus meningkatkan pendapatan sutradara Perancis keturunan Indonesia itu.
Muncul pertama kali dalam Despicable Me pada 2010 silam, dengan biaya US$69 juta, produksi Illumination Entertainment tersebut memperoleh US$543,1 juta. Kisahnya menceritakan Gru yang adalah penjahat kelas kakap berencana mencuri bulan sebagai tanda kejahatan dirinya.
Dibantu oleh makhluk kuning lucu dan sedikit bodoh, Gru dengan minion melancarkan aksi jahat dan muluk tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gru dan para minion pun muncul kembali tiga tahun setelahnya dalam Despicable Me 2. Kali ini, Gru dikisahkan merasakan rindu kembali menjadi jahat setelah dirinya hengkang dari dunia kejahatan.
Despicable Me 2 memperoleh pendapatan yang lebih tinggi sejumlah US$970,8 juta dari biaya awal sekitar US76 juta. Tak berbeda jauh dengan film pertama, para kritikus menyambut manis saga Despicable Me ini.
Namun ketika penonton menunggu kejutan kisah Despicable Me, rupanya Pierre Collin memutuskan mengeluarkan prekuel berjudul Minions pada Juli lalu.
Kisah Minions mengambil latar sejarah para minion mencari tuan mereka untuk dilayani. Berkelana memisahkan diri dari kerumunannya, Bob, Stuart, dan Kevin menjadi pengikut Scarlet Overkill, seorang wanita terkejam yang pernah ada.
Petualangan para minion rupanya diterima hangat oleh pasar, film yang premier dunia dimulai dari Jakarta dan London ini sukses menembus angka box office US$1,1 trilliun di tengah persaingan ketat dengan Jurassic World.
Tapi rupanya tingkah para minion tak ditanggapi ramah oleh para kritikus. Bentuk menggemaskan mereka tak didukung dengan cerita yang baik membuat para kritikus melontarkan kritik pedas yang menganggap film ini tak lebih baik dari dua film Despicable Me sebelumnya.
(ard/ard)