Jakarta, CNN Indonesia -- Festival Film Indonesia (FFI) akan segera dilaksanakan. Diakui oleh Robby Ertanto Soediskam, Ketua Acara FFI 2015, ajang apresiasi tertinggi sinema di Indonesia ini cukup mendapatkan sambutan positif dari sineas dalam negeri.
"Alhamdulillah, film yang masuk—mendaftar—cukup banyak dan mewakili hampir seluruh rumah produksi," kata Robby kepada CNN Indonesia ketika ditemui di Senayan City, Jakarta, pada Kamis (15/10).
FFI diadakan pertama kali pada 1955 silam. Dan pada tahun ini, festival yang menganugerahkan Piala Citra kepada para insan perfilman terbaik ini akan dilaksanakan pada 21 November 2015 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Serpong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sambutannya hangat sekali untuk FFI tahun ini, sekitar 100 film dari berbagai kategori sudah masuk ke panitia," kata Olga Lidya, Ketua Panitia FFI, ketika berbincang dengan CNN Indonesia, beberapa waktu lalu.
Beberapa film Indonesia, dari
genre drama hingga komedi, yang menjadi perbincangan sepanjang 2015, baik dari segi kualitas terbaik maupun terlaris, bisa jadi berpeluang besar memanaskan perhelatan FFI tahun ini.
Untuk kategori drama, film
Guru Bangsa Tjokroaminoto karya Garin Nugroho terbilang sukses membuat publik menghayati sosok cendekiawan yang pernah menjadi guru Soekarno—kelak menjadi Proklamator.
Aktor Reza Rahadian sukses menjadikan film itu sebagai salah satu "
trade mark" setelah aktingnya yang memukau sebagai BJ Habibie dalam
Habibie Ainun yang juga dibintangi Bunga Citra Lestari alias BCL.
Guru Bangsa Tjokroaminoto sempat menjadi pesaing film
Di Balik 98 yang merupakan debut Lukman Sardi sebagai sutradara. Film yang dirilis pada Januari lalu ini mengisahkan drama percintaan berlatar tragedi Jakarta pada 1998.
Sekalipun sempat dibayangi kontroversi, toh
Di Balik 98 yang dibintangi Chelsea Islan dan Donny Alamsyah ini mendapatkan apresiasi positif dari para pengamat, juga penikmat film.
Bila Lukman Sardi dan Garin Nugroho menyuguhkan film drama bernuansa heroik, Angga Dwimas Sasongko menyuguhkan kisah unik dalam
Filosofi Kopi. Film yang mengangkat kisah pendek karya Dewi "Dee" Lestari itu juga mendapatkan apresiasi dari pasar dan pengamat film.
Meski tidak unggul secara komersil,
Mencari Hilal karya Ismail Basbeth juga menjadi catatan penting film pada pertengahan 2015. Harus diakui, film yang dibintangi oleh Oka Antara ini memiliki kualitas baik, walaupun harus menerima kenyataan pahit: minim penonton sehingga harus "berlalu" dari layar bioskop lebih cepat dari jadwal semula.
Sementara itu, di
genre komedi, film karya Anggy Umbara,
Comic 8: Casino's King menjadi film laris dengan capaian penonton lebih dari satu juta pada tahun ini. Film itu bertahan setelah bersaing ketat dengan tiga film lainn yang dirilis bersamaan saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, pada Juli lalu.
Saga kisah Nirina Zubir dalam
Get Married juga menjadi salah satu yang masih dianggap lucu. Film yang mengisahkan kisah Mae dan kehidupan percintaannya itu rilis dengan judul
99% Muhrim: Get Married 5, pada 31 Juli lalu.
Film komedi romantis karya Ody Harahap,
Kapan Kawin, juga sempat mencuri perhatian. Kombinasi penampilan Adinia Wirasti dan Reza Rahadian dalam film yang membahas pertanyaan menyebalkan bagi para lajang itu sanggup membuat IMDb memberi nilai 7,9.
"Banyak juga film yang sudah melanglang buana di luar negeri dan laris juga turut daftar FFI tahun ini, semoga banyak keluar pendatang-pendatang baru di Piala Citra nanti," kata Robby.
(vga/vga)