Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian orang, kebisingan mungkin hal yang paling dihindari. Selain membuat pusing, juga menimbulkan rasa kesal. Meski begitu, tidak sedikit orang yang justru menggemari kebisingan.
Karena itu, Jimi Multhazam, pentolan grup band Morfem, membuat wadah untuk menampung para pecinta kebisingan dalam acara
Thursday Noise yang sudah dihelat sejak dua tahun belakangan.
Kali ini, mereka kembali menggelar acara edisi ke-tujuh di 365 Eco Bar, Jakarta, pada Kamis (17/12), dengan tema yang memantapkan cinta mereka terhadap kebisingan, yakni
World of Muff.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap acara
Thursday Noise itu memang saya bersama tim selalu mencari tema yang pas dan selalu berbeda," ujar Jimi kepada awak media massa di Jakarta, pada Kamis (17/12).
Tema mereka kali ini diangkat dari efek gitar muff yang selalu dimainkan oleh gitaris grup band yang mengusung musik berisik.
"Malam ini memang temanya
fuzzy, semua pake efek muff, yang membuat kuping kita pening," Jimi menjelaskan. Mungkin yang dimaksud Jimi adalah kepala pening.
Hal itu ia buktikan dengan membawa sejumlah band yang memang menggemparkan kuping para pengunjung, seperti Fuzzy I dan Heals dari Bandung, serta Kelompok Penerbang Roket dan Morfem dari Jakarta.
Keempat grup musik itu, dari Morfem sampai Heals tampil dengan ciri khas mereka masing-masing. Namun satu yang tidak lepas dari mereka, yakni kebisingan tiada henti!
Sebut saja, Fuzzy I, grup band beranggotakan empat orang ini seakan tidak letih berjingkrakan di atas panggung. Sang vokalis seakan menumpahkan seluruh angkaranya dengan berteriak sejak naik hingga turun panggung. Hebohnya, sang vokalis juga melompat ke arah penonton.
Kemudian ada Heals. Grup band yang didukung pemain bass wanita ini mengusung aliran alternative rock yang mengingatkan kita pada musik berisik pada era '90-an, yang membuat penonton terbuai.
Hebatnya, mereka keluar dari aliran mereka, dan memainkan ulang lagu dari Rage Against The Machine berjudul
Killing in The Name, yang berhasil membuat pengunjung berlompat-lompatan tak karuan.
 Suasana bising Thursday Noise edisi ke-tujuh di Kemang, Jakarta (17/12). (CNNIndonesia/Fadli Adzani) |
Sementara itu, Morfem, yang digawangi oleh tuan rumah Jimi dkk, pun berhasil menggaet reaksi para penonton paling meriah. Penampilan Morfem memang selalu ditunggu setiap acara Thursday Noise.
Ketika Morfem membawakan lagu-lagu mereka, para penonton seakan kesurupan, sampai-sampai kompak mengangkat tubuh sang gitaris, Pandu Fuzztoni, ke arah penonton dan ikut bergoyang.
Penampilan ketiga grup band tersebut seakan belum memuaskan kuping pengunjung dengan distorsi gitar yang tak kunjung usai. Akhirnya, naik lah ke atas panggung Kelompok Penerbang Roket!
Dapat dibilang, Kelompok Penerbang Roket berbeda dibanding tiga grup band sebelumnya. Bila Heals, Fuzz I dan Morfem membawakan musik yang bernuansa '90-an, Kelompok Penerbang Roket yang beranggotakan tiga orang ini mengusung musik heavy rock '70-an.
Di sela-sela penampilan keempat grup musik tersebut, terdapat lantunan musik psychedelic dari belakang meja DJ yang dimainkan oleh Reno Nismara, selaku vokalis grup musik ibu kota lain, Crayola Eyes.
Di awal acara, Jimi berjanji, acara Thursday Noise kali ini melarang penggunaan salah satu instrumen musik, karena memang ingin menyuguhkan kebisingan tiada henti. Janjinya benar-benar ditepati.
"Malam ini, haram hukumnya untuk semua grup musik memainkan keyboard," ia berucap dengan lantang.
Semua grup band yang tampil pun menaati mandat Jimi dengan baik, dengan tidak membawa alat musik tekan itu. Panggung Thursday Noise kali ini terlihat seperti ajang kompetisi untuk menilai siapa yang paling berisik.
"Saya memilih grup musik yang memiliki suara gitar yang sangat tebal!" paparnya sembari melontarkan pujian. "Yang spesial dari Thursday Noise kali ini adalah karena dihelat di ujung tahun."
Selain itu, panitia juga menggelar kompetisi poster Thursday Noise ke-tujuh. Dari ratusan orang yang mendaftar, hanya satu orang yang berhak memamerkan poster terbaiknya di panggung Thursday Noise, yaitu Ahmad Rizzali.
"Melalui kontes ini, kami ingin mengajak mereka bebas berekspresi, sehingga dapat menciptakan karya yang unik dan berbeda," ungkap Jimi.
Acara yang selalu diadakan setiap Kamis ini sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis. Alhasil, 365 Eco Bar diserbu ratusan penonton yang membuat tempat itu menjadi sangat padat, bahkan tak menyisakan ruang untuk berjalan ke sana dan kemari.
(vga/vga)