Lima Belas Tahun Berkarya, Dee Mengakhiri 'Supernova'

Apriliana Lloydta Anuraga | CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2016 10:08 WIB
Diakui Dee, bukan hal mudah untuk terus mempertahankan karya selama 15 tahun. Pasalnya, ia sempat merasa lelah dan pesimis.
Dewi "Dee" Lestari (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Dia telah memilih jalan hidupnya sendiri. Sudah kumenangkan taruhan ini. Bahkan, amat adil. Jauh sebelum kau menyerahkan kertas dan pensil. Karena rinduku menetas di banyak tetes gerimis. Tidak butuh kertas atau corengan garis. Genggamlah jantungku dan hitung denyut nadiku. Sebanyak itu lah aku merindukanmu."

Demikian sepenggal fragmen Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang dibacakan untuk membuka acara perayaan 15 tahun Supernova. Si pembaca tak lain pengarangnya sendiri, Dewi “Dee” Lestari.

Pembacaan dilakukan oleh penulis buku dan lagu, sekaligus penyanyi ini di sela acara peluncuran buku terbarunya Intelegensi Embun Pagi di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, pada Minggu (28/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma Dee seorang. Beberapa selebriiti, antara lain Amanda Zevannya, Dinda Kanya Dewi, Joko Anwar dan Chicco Jerikho pun berpartisipasti di acara yang sama dengan fragmen berbeda.

Fragmen-fragmen itu diambil dari karya Dee yang bertajuk Supernova, yaitu Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang. Setiap fragmen diselingi dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Dee sendiri.

Lagi-lagi tak sendirian, melainkan berkolaborasi dengan saudara kandung, Imelda Rosalin (pianis jazz) dan Arina Ephipania (vokalis grup band Mocca). Lantunan ketiganya sungguh menghanyutkan.

Penonton pun riuh sepanjang fragmen-fragmen tersebut dipertunjukkan. Maklum, rata-rata memang penggemar setia Dee. Apalagi sang idola sudah lama tidak menggelar acara peluncuran buku.

Acara ini juga mengharukan lantaran Dee mengakhiri cerita Supernova-nya. Dee telah menelurkan lima buku bertajuk Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel dan Gelombang.

Sepanjang kariernya sebagai penulis buku, Dee berhasil menyabet Khatulistiwa Award, Karya Sastra Terbaik 2006 versi Majalah Tempo, dan Penghargaan Badan Bahasa dan Departemen Pendidikan Indonesia.

Diakui Dee, bukan hal mudah untuk terus mempertahankan karya selama 15 tahun. Pasalnya, seperti penulis lain, ia pun sempat merasa lelah dan pesimis dengan proses pengerjaan karya tulis.

“Saya merasa senang, lega, karena ini perjalanan panjang. Tapi ada juga satu masa di mana saya capek bikin novel serial. Dulu saya sempet mikir kenapa nekat banget bikin novel serial, nyapek-nyapekin diri sendiri gitu."

Ia pun menambahkan, "Jadi saya butuh back up, butuh support system. Karena kalau enggak, nanti enggak akan kelar-kelar."

Beruntung, Dee memiliki sang penyemangat: keluarga kecil, terutama sang suami, Reza Gunawan. Dia lah yang selalu mengerti cara untuk mengatasi masalah-masalah Dee saat merasa jenuh dan pesimis dengan karya sendiri.

Baginya, momen-momen penulisan bukunya selama 15 tahun belakangan ini merupakan momen yang sangat emosional.

“Saya enggak tahu penulis lain di luar sana sama atau enggak. Karena bagi saya menulis serial ini seperti lari maraton yang sangat... panjang, dan dalam prosesnya juga merasakan berbagai macam perasaaan."

Dee menyebut, ia kerap merasa takut, sedih, kehilangan, gembira, termasuk heran. Momen-momen emosional Dee dalam kiprah menulisnya juga terlihat dari barang-barang kenangan Dee dalam proses pengerjaan Supernova.

Bahkan, untuk mengenangnya, ia sengaja memajang seluruh barang tersebut di acaranya. Di antaranya terdapat empat laptop, draft-draft penulisan, buku-buku, serta skema penulisan yang dibuatnya dalam lembaran-lembaran kertas besar.

Ia merasa puas dengan karya Supernova terakhirnya, yang mana memang sudah direncanakan sejak lama. Sehingga, dalam jangka waktu enam bulan ke depan, dirinya telah sengaja menyediakan waktu kosong untuk istirahat menulis.

Intelegensi Embun Pagi sendiri, menurut Dee, bercerita tentang pertemuan semua tokoh yang ada pada lima novel sebelumnya.

“Jadi banyak petualangan, banyak twist. Dari halaman pertama saya bahkan sudah gas pol karena saya merasa sudah mengerjakan PR saya, melakukan pengenalan karakter-karakter dalam buku sebelumnya. Jadi ini tinggal petualangan mereka saja." (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER