Handmade, 'Kesebelasan' Penuh Cinta dan Galau dari Raisa

Vega Probo | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 21:18 WIB
Raisa menyebut 11 lagu di album musik terbaru Handmade sebagai “bagian dari jiwa dan cinta” yang ingin dibagi kepada banyak orang.
Raisa Andriana (CNN Indonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan yang mengguyur kawasan Melawai, Kebayoran Baru, pada sore ini (14/4) seolah menjadi pengiring suasana yang pas untuk menikmati 11 lagu baru Raisa yang terangkum di album musik Handmade.

Album musik ini diperdengarkan secara khusus untuk kalangan terbatas meliputi penggemar dan awak media massa di sebuah venue di Jalan Mahakam yang sebelumnya dikenal sebagai toko musik legendaris.

Yang menyenangkan, para pendengar tak sekadar menikmati lantunan lagu-lagu indah, melainkan juga menyimak suara merdu Raisa kala menceritakan inspirasi dan  pengalaman pribadi yang melatari lagu-lagunya.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Handmade merupakan album musik ke-tiga, setelah sebelumnya dara cantik 25 tahun ini merilis Selftitled (2011) dan Heart to Heart (2013). Handmade tersedia di layanan musik streaming lokal, Langit Musik.

Diakui Raisa, pengalaman menggarap album musik terdahulu, tiga tahun lalu, memberikan bekal pengalaman berharga. Kini, ia berani melakukan sendiri semua proses produksi, termasuk mastering.

Karena itu, Raisa memberi tajuk Handmade mengingat segala proses produksi ditangani sendiri bersama timnya. Ia menyebut Handmade sebagai “bagian dari jiwa dan cinta” yang ingin dibagi kepada banyak orang.

Nuansa cinta yang diusung oleh dara bernama belakang Andriana di Handmade sudah terasa sejak intro. Dengan nada canda ia menyebut intro ini layaknya “mengucap salam sebelum memasuki rumah.”

Setelah itu, barulah berturut-turut mengalun lagu Kali Ke-dua, Percayalah (duet dengan Afgansyah Reza), Sang Rembulan, Tentang Cinta, serta single Jatuh Hati yang sudah lebih dulu dirilis pada 2015.

“Semua atas nama cinta,” kata Raisa tentang tema lagu-lagunya. Lebih jauh, dara yang tampil anggun dalam balutan gaun brokat cokelat ini mengingatkan tentang fitrah manusia sebagai makhluk penuh cinta kasih.

Diakui penyanyi dan penulis lagu yang piawai bermain piano ini, Jatuh Cinta adalah lagu bermakna terdalam yang liriknya ditulis secara jujur dan sesuai keinginan. “Untung aku bikin lagu ini,” katanya bangga.

Menjelang malam, lantunan dua lagu berikutnya tersimak semakin “dalam.” Raisa pun mengakui Letting You Go dan Usai di Sini sebagai lagu galau. Namun tak semata menebar kegalauan, melainkan juga inspirasi.

Album musik Handmade berisi sebelas lagu, sembilan di antaranya ditulis sendiri oleh Raisa. (CNN Indonesia/Vega Probo)
“Galau jadi inspirasi,” Raisa berkilah seraya menjentikkan jemari, menyimbolkan lembar uang. Dengan kata lain, kesedihan bisa menjadi sumber inspirasi lagu yang kelak mendatangkan keberuntungan juga.

Raisa menjagokan lagu galau Usai di Sini layaknya lagu Apalah Arti Menunggu di album musik perdana. Liriknya pun kurang lebih menyiratkan pesan serupa: tidak perlu berlama-lama menunggu cinta yang tidak pasti.

“Bukan menyerah,” katanya. “Hanya bersikap bijaksana, tahu kapan harus berhenti, tak selamanya menunggu.” Di momen ini, Raisa sempat curcol soal pengalaman menjalin romansa yang membuatnya bersikap dewasa.

Untung saja, kegalauan tak berlangsung lama, karena setelah itu diperdengarkan lagu Love You Longer yang melambungkan harapan untuk hidup bersama sang kekasih selamanya. Inspirasinya didapat Raisa saat berlibur di Lombok.

“Lihat panorama indah, muncul harapan bertemu seseorang yang tepat untuk hidup bersama selamanya,” kata Raisa. Dengan penuh cinta, Raisa menyebut sang kekasih di lirik lagu ini sebagai “my home, my earth.”

Raisa memperdengarkan album musik baru Handmade untuk kalangan terbatas, termasuk penggemar dan awak media massa di kawaan Blok M, Jakarta (14/4). (CNN Indonesia/Vega Probo)
Baru sejenak “melambung” bersama lagu Love You Longer, tiba-tiba terdengar irama balada. Lagi-lagi, Raisa memperdengarkan lagu galau. Kali ini, Biarkanlah. Tapi ia berkilah, lagu ini bertema legowo, bukan galau.

Lucunya, sebagaimana diceritakan Raisa, lagu ini tercipta di sebuah vila yang dipenuhi kecoak. “Ada 30 [ekor],” ia berseru. Akhirnya, Raisa dan teman-teman memilih pulang ke Jakarta untuk menyelesaikan “lagu kecoak” itu.

Soal sikap legowo, Raisa menyatakan agar pasangan yang sudah putus hubungan tidak lagi saling menyalahkan satu sama lain. “Buat apa berusaha menang, toh sudah putus, dua-duanya kalah,” kata si Gemini kelahiran 6 Juni 1990.

Sebagai pemungkas, Raisa memperdengarkan lagu Nyawa dan Harapan yang disebutnya “paling beda secara lirik maupun aransemen.” Diakui, sejak lama Raisa ingin membuat lagu bertema kemanusiaan, kehidupan dan alam seperti ini.

Idenya sendiri, diakui Raisa, datang dari kejadian sehari-hari saat menyadari banyak orang tak lagi peduli soal tawuran yang memakan korban nyawa, atau enteng saja mengumbar kebencian berlebihan via akun media sosial.

Sekalipun temanya tergolong serius, Raisa yakin, lagunya tetap sesuai untuk kaum muda. Lewat lagu ini, Raisa ingin orang-orang sudi berbuat sesuatu, tanpa perlu menunggu orang-orang lain atau pemerintah bertindak.

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER