Sumbangan 'Era Komunis' bagi Seni Indonesia

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 10:52 WIB
Peristiwa di era komunis Indonesia, yang disebut kurator Lisa Horikawa sebagai "era kritis," termaktub dalam karya-karya seni artis modern.
Lukisan Sudjojono yang dipajang di Singapura. (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Era komunis bukan hanya melahirkan siksaan dan penderitaan bagi masyarakat Indonesia. Terlepas dari korban pelanggaran hak asasi manusia yang mencapai ribuan, era itu juga menjadi inspirasi bagi seniman Indonesia.

Misalnya, pelukis Sudjojono dan Affandi yang karyanya masih dipajang di National Gallery of Singapore sebagai bagian dari pameran kolaborasi Asia-Eropa, "Reframing Modernism." Karyanya merepresentasikan era kritis Indonesia, yang diinspirasi dari akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

Namun karya-karya itu justru yang dikenang oleh dunia hingga kini. Setidaknya demikianlah yang disampaikan Lisa Horikawa, kurator senior National Gallery of Singapore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada CNNIndonesia.com ia menyampaikan, periode kemerdekaan dan pembangunan bangsa adalah masa kritis bagi dunia seni Indonesia. Tapi ada benih-benih pertumbuhan era seni modern yang bisa dilihat di masa itu.

"Ada pada masa sebelum Perang Dunia II di mana para seniman tergabung dalam PERSAGI, yang berbuah menjadi ide dan bentuk nyata," ujarnya. Kebanyakan seniman yang karyanya populer memang berasal dari 1950-1960an.

"Tanggung jawab sosial dari seniman dan representasi sejarah nasional (atau momen kritis bagi bangsa) mengilhami kebanyakan seniman. Penting juga untuk mengetahui eksistensi dari suara yang beragam dan pendekatan yang diambil seniman-seniman Indonesia pada masa itu," Lisa melanjutkan.

Melihat karya-karya seniman pada masa itu sama saja memahami sejarah seni Indonesia modern. "Melalui karya konkret dan strategi yang diambil masing-masing seniman, [kita bisa] memahami kompleksitas dan keberagaman dalam dunia seni Indonesia."

Namun, Lisa menegaskan tidak semua seniman Indonesia pada masa itu lantas merepresentasikan sejarah bangsa, terutama kondisi sosial dan politik di masa komunis.

Masih banyak juga seniman era modern dari Indonesia yang karyanya sama sekali tidak berhubungan dengan komunisme. Lisa menyebut, yang juga kebetulan ikut dipamerkan dalam ajang "Reframing Modernism," Emiria Sunassa. Ia melihat Emiria sebagai pelukis perempuan yang andal.

"Harus dicatat soal caranya mengusik asumsi yang terkait dengan subjek seperti perempuan dan komunitas etnis melalui imajinasinya tentang kelompok-kelompok itu. Itu juga menantang ide tentang kebangsaan," ujarnya.

Kenyataannya, pelukis-pelukis Indonesia yang karyanya mendunia memang kebanyakan telah tinggal nama. Dan menarik karya mereka yang masih dikenang hingga sekarang, ternyata juga menjadi tonggak sejarah bagi periode-periode kebangsaan Indonesia. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER