Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara muda Angga Dwimas Sasongko akan mengangkat tema disleksia pada film berikutnya,
Wonderful Life.
Film ini bercerita tentang seorang ibu
single parent yang menuntut segalanya serbasempurna. Dia punya anak disleksia, tapi tak ingin mengakui anaknya itu punya disleksia.
Sang ibu tersebut menganggap anaknya hanya malas dan sakit, sehingga ia memeriksakan sang anak ke banyak dokter di rumah sakit berbeda, tapi hasilnya sama, yakni si anak memiliki disleksia. Hingga akhirnya, ibu tersebut memutuskan untuk membawa anaknya terapi ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang perjalanan, justru si ibu yang disembuhkan oleh anaknya," ujar Angga, Jumat (6/5) ,seperti diberitakan
Antara. Film tersebut mulai dirilis pada akhir Agustus 2016.
Selain
Wonderful Life, sutradara
Filosofi Kopi ini juga akan memproduksi film bergenre komedi, dengan judul
Bukaan Delapan, yang menceritakan proses kelahiran.
"Jadi bukaan ya cuma sampai delapan. Ini sebenarnya pengalaman beberapa waktu lalu," ujarnya. Film tersebut mulai dapat dinikmati pencinta film Indonesia pada Oktober 2016.
Selain itu, Angga yang juga CEO rumah produksi Visinema Picture, menyodorkan sebuah konsep pembelajaran digital baru, yakni fasilitas dan media belajar untuk guru dengan menonton film, bernama Sinema Edukasi atau Sinedu.
"Guru atau orang tua bisa menonton film dengan log in pakai kode yang kami berikan dengan gratis. Kode kami berikan kepada komunitas guru dan orang tua," ujar Angga.
Dia juga menyediakan modul literasi yang dapat diunduh secara gratis. Modul tersebut mengulas proses pembuatan film yang ditayangkan, sekaligus menyarikan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
"Modul tersebut juga memuat pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan guru agar murid bisa belajar dengan baik," ujar Angga.
Menurut sutradara muda tersebut, Sinedu digagas oleh Visinema bersama Keluarga Kita dan Plot Point Publishing karena menyadari bahwa dunia perfilman bisa menjadi jembatan untuk media pendidikan.
Konsep tersebut diharapkan mampu mencetak para penonton pintar, yang akan mempengaruhi industri perfilman agar memproduksi film-film dengan kualitas yang jauh lebih baik.
Sinedu akan diluncurkan dan dapat mulai diakses pada 24 Mei 2016 di Taman Menteng, Jakarta, pukul 17.00 WIB.
(sil)