Cerita Tiga Pianis dalam 'Team Joey Alexander'

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mei 2016 11:36 WIB
Irsa Destiwi, Christ Stanley Kainama dan Noah Revevalin menceritakan kecintaan pada musik, juga pandangan tentang Joey.
Aksi Irsa Destiwi dan Nesia Ardi di konser
Saat ditanya soal Joey Alexander, ketiganya sepakat bahwa Joey adalah sosok inspiratif. Kehadiran Joey di kancah internasional membawa angin segar bagi pianis-pianis lain di Indonesia.

“Joey sangat-sangat menginspirasi. Kita bisa lihat kalau orang dari negara kita sendiri bisa muncul di situ [ajang bertaraf internasional]. Joey punya bakat emas. Jarang yang bisa menekuni jazz seperti itu,” puji Noah.

Serasi dengan Noah, Stanley mengungkapkan, “Joey itu prodigy yang luar biasa. Dia bisa bermain musik jazz dengan feel yang dimiliki orang umur 35 tahun atau 40 tahun. Sedangkan dia masih 12 tahun. Dia bisa bermain dengan legend-legend besar yang semua orang tuh berharap bisa main dengan mereka.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dia membuktikan kalau ada orang Indonesia yang bisa bagus. Dan enggak hanya Joey aja. Banyak yang permainannya udah setara dengan orang-orang luar,” tambah Irsa.

Tidak hanya berbicara soal Joey, ketiganya juga sepakat dalam memberikan tips untuk pianis-pianis muda. Mereka yakin bahwa setiap pianis pada akhirnya akan memiliki karakternya masing-masing dalam bermain jazz.

Irsa berkata, “Kalau ada yang meniru Joey itu proses. Enggak hanya Joey, mungkin niru legend lainnya juga. Lama-kelamaan pasti akan ketemu signature-nya. Pasti bisa dapet.”

“Harus be yourself. Karena Joey itu bener-bener menjadi Joey, bukan pianis lain. Semua harus yakin dengan dirinya sendiri,” tambah Stanley.

(vga/vga)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER