Jakarta, CNN Indonesia -- Film Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2) memang baru ditayangkan di bioskop beberapa hari lagi, tepatnya pada 30 Juni 2016. Namun
trailer atau cuplikan adegannya sudah beredar sejak dua bulan lalu.
Di situ, para penonton bisa menyimak kejernihan suaranya, dari kepak burung, gemeresak kertas, dialog para pemain sampai musik pengantar dansa. Hal ini tak terlepas jasa Chris David,
sound re-recording mixer andal kelahiran London, Inggris.
Laman IMDb mencatat keterlibatan Chris sebagai
sound department di banyak film Hollywood, macam
Face/Off, Alien 3, Donnie Darko, American Pie. Pada 1995, ia dan tiga rekannya meraih nominasi Oscar kategori
Best Sound untuk
Legends of the Fall.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal keterlibatan Chris, produser Manoj Punjabi menjelaskan, "Secara pribadi, saya lihat kalau film Indonesia itu
sound-nya enggak jernih,
mendem. Beberapa film MD kami lakukan [pengolahan] di Bangkok. [Sekarang] kami bekerja sama dengan Chris David.”
Ditemui secara khusus oleh CNNIndonesia.com, baru-baru ini, Chris mengaku senang bisa membantu pembuatan film Indonesia. "Ini adalah film Indonesia pertama saya, di antara ratusan film yang sudah saya bantu. Saya selalu senang membantu banyak film karena saya pun terbantu untuk mengenal dunia. Saya senang bisa memberikan mereka [Manoj dkk] kesempatan untuk membuat suara [dalam film] satu tahap lebih baik dari segi musik dan seluruh detailnya.”
"Saya tidak mengenal Rudy Habibie secara langsung, tapi saya yakin ini adalah film yang bagus. Saya merasa tersanjung bisa membantu salah satu film terbesar di tahun ini. Mereka memiliki banyak adegan yang berbeda, adegan cinta, adegan yang ramai, adegan sepi, adegan di stasiun, jadi ini sangat menyenangkan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com. Meski belum pernah bertemu dengan Habibie, Chris percaya tak lama lagi akan segera menemuinya.
Proses pengolahan suara dalam film ini tidak sebentar. Bersama timnya, Chris dkk butuh waktu selama tiga bulan untuk menyelesaikan tugas mereka.
"Mereka [Manoj dkk] datang ke Los Angeles dan kami sempat mengolahnya bersama selama kira-kira sepuluh hari," tambahnya. Rupanya, pengolahan ini baru benar-benar selesai sepekan lalu. Diakuinya bahwa ia baru selesai mengerjakannya pada Jumat (17/6) malam dan tahap akhirnya rampung pada Minggu (19/6) pagi.
Sepertinya ini tidak akan menjadi satu-satunya film Indonesia yang dibantu oleh Chris. Ia berujar, "Ya, Manoj berjanji bahwa ini bukan film Indonesia terakhir yang akan saya kerjakan."
Pengalaman membantu pengolahan suara dalam film
Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2), membuat Chris lebih dulu menikmati film tersebut. Hanya saja, ia tidak mengerti isi film tersebut.
"Saya tentu menontonnya, karena saya bekerja untuk itu dan saya akhirnya menonton film itu lagi hari ini. Tapi saya sangat ingin menonton film itu dengan
subtitle bahasa Inggris karena saya tidak mengerti apa isi dari adegan itu. Tapi saya yakin, besok malam akan ada
subtitle-nya dan pada akhirnya saya akan mengerti apa isi cerita dari film ini," ujarnya sambil bergurau.
Manoj memang mengaku bahwa ia sangat terinspirasi dengan Hollywood. Ia bertekad dalam waktu lima tahun ke depan akan ada sepuluh film tentang Habibie.
"Saya ingin buat Habibie Universe, seperti Mervel Universe. Jadi [sekarang] sudah ada [film] satu, dua, tiga. Semua
branding-nya Habibie-Ainun. Kalau mereka [Hollywood] bisa, kenapa kita enggak?" tegasnya.
Besar harapan Manoj untuk bisa memecahkan rekor jumlah penonton. Pasalnya, film ini merupakan salah satu film termahal yang dihasilkan oleh rumah produksi MD.
(vga/vga)