Jakarta, CNN Indonesia --
"Setiap orang berhak memiliki rumah."Demikian gagasan dan pesan besar yang ingin disampaikan Olek lewat proyek personalnya yang ia beri judul 'Our Pink House.'
Dikutip dari
huffingtonpost, seniman kelahiran Polandia yang tinggal di New York itu baru saja mengenalkan proyek seni instalasi barunya, berupa rumah yang dilihat sekilas tampil mencolok berkat warnanya yang menyala, merah jambu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilihat lebih dekat, warna merah jambu tersebut bukanlah cat, melainkan benang rajut yang menutupi rumah secara keseluruhan.
Dikenal sebagai seniman benang rajut, Olek menyelesaikan karyanya ini dibantu oleh pengungsi wanita asal Syria dan Ukrainia.
Semua bahan yang digunakan merupakan hasil donasi. Termasuk bangunan rumahnya sendiri, juga benang rajut merah jambu yang disumbangkan oleh Red Heart Yarns.
Melalui media sosialnya, Olek mengatakan rumah merah jambu tersebut merupakan bagian dari pameran koleksinya yang berlangsung di Museum Verket, Avesta, Swedia, di mana ia juga menampilkan sejumlah seni instalasi dan pemutaran film berjudul
In The Blink of An Eye.Mengenai gagasan akan rumah merah jambu ini, kata Olek, dirinya melihat dunia yang sekarang diisi oleh beragam konflik dan kekerasan, serta bencana alam. Namun, di luar itu semua, dunia pun sebenarnya masih memiliki cinta kasih.
Oleh karenanya, ia kemudian memilih warna merah jambu sebagai representasi pada rumah.
Tidak hanya mengenai karya, semengat cinta kasih juga hadir lewat proses pembuatannya yang melibatkan para pengungsi wanita yang bersama-sama berusaha mewujudkannya.
Bagi Olek, proyek rumah tradisional merah jambu ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Apalagi, ia mendapat banyak bantuan, dari mulai pemilik rumah yang mau mendonasikan rumahnya untuk jadi model seni instalasi, dan organisasi yang mendonasikan benang rajut merah jambu yang ia inginkan.
Begitu pertama kali datang ke Avesta untuk tujuan berpameran, ia sudah membayangkan akan membuat model rumah tradisional.
Mendengar kisah sedih dan tragedi yang dialami oleh para pengungsi wanita yang membantunya menjadikan rumah merah jambu, ia pun kemudian menempatkan sejumlah motif sebagai simbol, seperti pola tengkorak di salah satu sisi rumah.
"Rumah ini sekaligus menunjukkan bahwa wanita dapat membangun rumah, dan dapat membuatnya sebagai tempat tinggal."
Di 2015 ada lebih dari 21 juta orang yang kehilangan rumah mereka karena perang atau konflik di negara yang mereka tinggali.
Rumah merah jambu, kata Olek, menjadi simbol harapan akan dunia yang lebih baik dan jauh dari konflik.
"Karena setiap orang berhak memiliki sebuah rumah," ujarnya lagi.
Setelah membuat proyek seni instalasi ini di Swedia, ia juga berencana akan membuatnya di Museum Kerava di Finlandia.
(rsa)