Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar masyarakat Indonesia tumbuh bersama hiburan dari grup komedi Warkop DKI yang digawangi Dono, Kasino dan Indro. Mereka bisa disebut sebagai legenda dunia hiburan.
Warkop DKI begitu produktif di era-era 1990-an. Komedi yang cablak, konyol, tapi polos dan terkadang bodoh menjadi ciri khas trio komedian itu. Film-film mereka selalu laku di bioskop.
Tahun demi tahun berganti, Dono, Kasino dan Indro tetap menghibur lintas generasi, lewat layar kaca. Diputar berkali-kali pun, aksi mereka di depan kamera tetap bisa membuat penonton terpingkal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, lebih dari dua dekade setelah film terakhir Pencet Sana Pencet Sini dirilis, mulai timbul kerinduan di hati para penggemar untuk kembali menikmati aksi kocak grup lawak legendaris itu.
Warkop DKI tak lagi merilis film sejak dua personelnya, Dono dan Kasino telah tiada.
Tapi Falcon Pictures membawa 'nyawa' mereka kembali ke dunia fana. Digagas Indrojoyo Kusumonegoro alias Indro yang ingin melestarikan tokoh-tokoh Warkop DKI, Falcon Pictures meluncurkan film Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Bos.
Tangan sutradara Anggy Umbara yang sukses lewat
Comic 8, dipercaya mengisahkan kembali kekocakan Warkop DKI melalui wujud Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro.
Abi memerankan Dono, Vino menjadi Kasino, dan Indro diperankan oleh Tora.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Ibu Kota, mereka berperan sebagai personel sebuah lembaga swasta yang bernama CHIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan Penanggulangan Sosial). Tekad Dono, Kasino, dan Indro dalam menjalankan tugasnya mulia, dipenuhi semangat untuk melayani masyarakat.
Namun kekacauan demi kekacauan terjadi. Alhasil, mereka yang berniat menolong malah ketiban sial.
Si trio kocak pun menjadi bulan-bulanan banyak pihak, termasuk Boss mereka (Ence Bagus). Padahal mereka harus menyelesaikan tugas paling baru dan paling berat, menangkap pelaku begal.
Alih-alih bisa melaksanakannya dengan mudah, mereka justru semakin banyak menerima kesialan.
Namun, kekompakan mereka bertiga yang selalu bersama dalam kondisi apa pun, menjadikan cerita persahabatannya begitu kuat. Konflik yang dihadapi pun dilakoni dengan kepala dingin.
Cerita itu mirip dengan yang pernah diangkat Warkop DKI masa lalu, tapi diberikan banyak unsur kebaruan.
Karakter Warkop DKI tetap melekatBagi pencinta Warkop DKI, kisah Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Boss bukanlah cerita yang asing untuk diikuti. Kisahnya berkutat pada cerita para petugas yang tidak beruntung kala berhadapan dengan gejolak dan masalah sosial masyarakat.
Mereka melebur menjadi bagian akan kehidupan sosial yang begitu dekat atas apa yang terjadi saat ini. Sindiran akan situasi masa kini pun apik dibalut menjadi komedi yang dilontarkan ketiganya.
Anggy menuturkan, ia memang sengaja membuat film itu tetap relevan dengan kondisi masa kini. Candaan baru mendominasi naskah, sekitar 70 persen. Sisanya mempertahankan dan memperbaharui candaan film yang diadaptasi.
"Yang kami lakukan nonton ulang film Warkop dan survei candaan-candaannya. Kami lihat mana yang bisa di-remake, dan ditambah jokes baru dengan genre Warkop. 30 persen
jokes lama yang diperbaharui, 70 persen
jokes baru," paparnya.
Sang sutradara pun tampak begitu serius membungkus karakter ketiganya menjadi tokoh utama dengan porsi yang tepat. Peran dari pemain pendukung pun cukup baik menyelaraskan komedi yang dilontarkan tokoh utama.
Kepiawaian penulis naskah berperan baik dalam pengerjaan film. Pasalnya, alur cerita yang dihadirkan tak membuang durasi sia-sia. Kondisi satu ke kondisi lainnya mampu dipahami secara mudah tanpa penjelasan yang bertele-tele.
Ada beberapa adegan yang memang menunjukkan suatu kondisi terasa berlebihan serta tak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun genre komedi yang diusung membuat hal itu lumrah.
Scoring musik menjadi menjadi bumbu yang pas. Musik era Warkop DKI terdahulu dibawa kembali dengan gaya baru sehingga masih menghasilkan cita rasa Warkop DKI masa kini.
Meski sarat komedi, Warkop DKI Reborn masih mampu menghadirkan pesan moral terhadap gejolak masalah sosial kekinian. Mereka menarik apa yang terjadi dalam realita kehidupan dan direlevansikan pada ciri khas Warkop DKI.
Bisa dipastikan, percakapan khas Abi, Vino dan Tora lah yang menjadi kekuatan utama film. Terasa benar Warkop DKI seperti 'lahir kembali.' Kisah persahabatan ketiganya yang kerap mendapat apes pun membawa kesegaran kembali dalam geliat film Indonesia, khususnya pada genre komedi.
Sayangnya, akhir cerita film ini dibuat menggantung. Itu sengaja dilakukan karena dipastikan akan ada film berikutnya. Film
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 ini dapat disaksikan mulai hari ini, Kamis (8/9).
(rsa)