Permohonan untuk Turki Membuka Frankfurt Book Fair 2016

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 11:05 WIB
Presiden Parlemen Eropa dan Kepala Asosiasi Penerbit dan Penjual Buku Jerman memohon Turki membebaskan penulis dan jurnalis, Asli Erdogan.
Frankfurt Book Fair 2016 diselenggarakan 19-23 Oktober. (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta, CNN Indonesia -- Frankfurt Book Fair 2016 tidak dibuka dengan gegap gempita dan suka cita, Selasa (18/10). Sebuah permohonan kepada Turki yang justru membukanya, seperti diberitakan AFP. Permohonan itu menuntut Asli Erdogan dibebaskan.

Erdogan merupakan penulis dan aktivis sayap kanan yang dipenjara bersama beberapa jurnalis lain di Turki, setelah kudeta meledak beberapa waktu lalu.

Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz sendiri yang menyampaikan permohonannya untuk pemerintah Turki. Dalam pidato pembukaannya ia mengatakan, dirinya memihak dengan penuh solidaritas kepada mereka yang dipenjara pemerintah Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang ia maksud termasuk novelis, penulis, sampai jurnalis.

“Dengarkan permohonan jelas saya kepada pemerintah Turki: bebaskan oeang-orang ini,” ujar Schulz menegaskan.

Permohonan yang disambut tepuk tangan itu dilanjutkan aksi Kepala Asosiasi Penerbit dan Penjual Buku Jerman, Heinrich Riethmueller. Dalam kesempatan yang sama ia membacakan sepucuk surat dari Erdogan yang diselundupkan dari penjara.

“Saya menangis untukmu dari balik batu, dinding, dan kail. Hati nurani telah diinjak-injak di negara saya. Mereka mencoba membunuh kebenaran,” ujarnya, membacakan tulisan Erdogan yang ditulis dari balik penjara Istanbul itu.

Riethmueller meminta Komisi Eropa dan pemerintah Jerman ikut menekan Turki agar melepaskan Erdogan segera. Ia menambahkan, pengunjung Frankfurt Book Fair 2016 yang ingin berpartisipasi mendukung pembebasan Erdogan juga bisa.

Pihaknya menyediakan petisi pembebasan Erdogan yang bisa ditandatangani.

Kembali ke kisah Erdogan, ia ditahan pada 16 Agustus lalu karena menulis artikel untuk surat kabar yang pro masyarakat Kurdi. Menurut pemerintah, surat kabar itu punya kaitan dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang melanggar hukum.

Selain Erdogan, ada 20 jurnalis lain yang juga ditahan, sebulan setelah meledaknya kudeta pada pertengahan Juli terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.


Selain karena menulis untuk surat kabar Kurdi, Erdogan juga disebut bersalah karena menjadi anggota organisasi ilegal. Penulis 49 tahun itu pun dikatakan menerbitkan “propaganda untuk organisasi teroris.” Tulisannya juga dianggap mendorong atau memprovokasi kelompok-kelompok untuk melanggar hukum.

Sepanjang hidupnya, Erdogan telah menulis beberapa novel, yang diterjemahkan ke banyak bahasa. Salah satunya berjudul The Stone Building. Novel itu mengisahkan kesulitannya menghadapi aturan dan hukuman yang berlaku di Turki.

Frankfurt Book Fair tahun ini dimulai 19 hingga 23 Oktober. Tahun lalu, Indonesia menjadi Tamu Kehormatan, yang tahun ini diganti menjadi Flander dan Belanda. Indonesia sendiri membawa 300 buku untuk dipamerkan di ajang itu. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER