Jakarta, CNN Indonesia -- Festival musik luar ruang, LaLaLa Festival yang masih cacat di sana-sini pada pagelaran perdananya, ’diselamatkan’ kehadiran Kodaline. Band indie rock Irlandia itu tampil lebih awal dari jadwal di Terminal Wisata Grafika Cikole, Lembang, Jawa Barat, Sabtu (5/11).
Mereka sudah menggetarkan panggung dengan lagu
One Day sekitar pukul 22.30 WIB.
Pengunjung yang tersebar di berbagai area langsung mengarungi jalan berlumpur menuju LaLaLa Stage, panggung utama tempat Kodaline beraksi. Mereka sempat kaget saat tiba-tiba Kodaline tampil di atas panggung. Menurut jadwal, seharusnya terdapat penampilan dari Keith Ape dan Bag Raiders terlebih dahulu. Tapi dua penampilan itu justru ‘disalip’ Kodaline.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kodaline sendiri merupakan pengisi acara utama dalam festival yang mengusung tema musik di tengah hutan itu. Sejak pukul 21:00 WIB, area LaLaLa Fest sudah dipadati pengunjung yang menunggu Kodaline sambil menikmati penampilan musisii lain. Sebagai bintang yang paling ditunggu pada malam itu, tak heran jika pengunjung histeris ketika Kodaline memulai aksi.
“Bandung!
We love Bandung,” sapa vokalis Kodaline, Steve Garrigan, sebelum menanyikan lagu
High Hopes. Tak perlu menunggu dua kali disapa, penonton langsung berteriak histeris.
Penampilan band yang dahulu bernama 21 Demands itu pun mencapai puncaknya. Kelelahan menerjang macet untuk menuju lokasi serta sambutan lumpur karena guyuran hujan di siang hari, seakan terobati dengan balutan suara Garrigan di tengah dinginnya hutan pinus.
Kesenyapan terpecah dengan alunan merdu lagu
High Hopes yang juga dinyanyikan para penonton bersama-sama layaknya paduan suara. Interaksi yang tercipta antara Kodaline dengan penonton cukup terasa, lebih baik dibanding pengisi sebelumnya, Jasmine Thompson.
Garrigan sempat menyampaikan akan menyudahi penampilannya sebelum menyanyikan lagu
Love Will Set You Free. Usai dinyanyikan dengan begitu meriah, Kodaline meninggalkan panggung.
“
All I Want! All I Want! All I Want!” teriak penonton beramai-ramai, meminta lagu andalan Kodaline tersebut dibawakan.
Seperti yang sudah diduga, Kodaline melakukan encore dan menyanyikan dua lagu lagi dan menjadikan
All I Want sebagai lagu penutup. Penonton pun histeris dan hanyut dalam alunan lagu serta cantiknya tata cahaya hingga akhir penampilan Kodaline.
“Terima kasih telah menjadi penonton yang begitu hebat, saya harap kita bisa bertemu lagi secepatnya,” ujar Garrigan di penghujung penampilannya.
Kodaline berhasil meningkatkan mood penonton yang sebelumnya sempat turun, terutama ketika ada kekosongan di LaLaLa Stage. Panggung utama itu sempat kosong 46 menit di antara penampilan Kimokal dan Jasmine Thompson. Teriakan dan amarah pengunjung sempat membahana.
Beruntung Kodaline tampil dengan persiapan yang lebih cepat dan cukup ciamik sehingga penonton bisa kembali bersenang-senang.
“Kodaline pelipur lara banget. Ketika mereka tampil, ketika itu juga lupa sama ‘
zonk’-nya keadaan tenda dan lumpur. Saya sampai nangis, soalnya super romantis, akustikan gitu,” ungkap salah seorang pengunjung, Desi Ranita, saat ditemui
CNNIndonesia.com.Sependapat dengan Desi, pengunjung lain bernama Raissa Nathania mengaku Kodaline adalah alasannya untuk datang ke LaLaLa Fest. “Tujuh jam di perjalanan ke sini dan keadaan venue yang penuh lumpur terbayar dengan penampilan Kodaline. Walau sebenarnya dari setlist dan stage act standar, tapi sukses membahagiakan penonton,” kata Raissa.
Penampilan Kodaline selama 1,5 jam malam itu menjadi pamungkas LaLaLa Fest yang memuaskan.
(rsa)