'Playboy' Kembali ke Khitah: Ketelanjangan

CNN Indonesia
Selasa, 14 Feb 2017 09:00 WIB
Setelah setahun 'menutup sebagian aurat' model-modelnya, putra Hugh Hefner memutuskan majalah itu akan kembali memuat foto-foto vulgar.
Hugh Hefner menjadikan putranya, Cooper sebagai kepala kreatif dan memutuskan mengembalikan Playboy ke khitah. (Instagram/Hugh Hefner)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setahun setelah ‘memaksa’ model-modelnya menggunakan busana, Playboy kembali ke ‘khitahnya’: ketelanjangan. Mengutip AFP, Playboy mengumumkan pada Senin (13/2) bahwa mereka akan kembali ke tradisi lamanya, foto-foto vulgar.

Majalah itu mengawali ketelanjangan sebagai ciri khas mereka sejak 1950-an. Ketelanjangan masih tabu kala itu. Namun Playboy ‘sukses’ bertahun-tahun sebagai majalah dewasa. Baru tahun lalu mereka mendadak ‘menutup sebagian aurat’ modelnya.

Tapi Cooper Hefner, putra dari bos besar Playboy Hugh Hefner mengubah keputusan itu kembali. Ia baru saja diangkat menjadi kepala kreatif majalah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya akan menjadi orang pertama yang mengakui bahwa cara majalah ini menonjolkan ketelanjangan mungkin usang, tapi mengenyahkannya begitu saja adalah kesalahan,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dilontarkan lewat Twitter.



Ia melanjutkan, “Ketelanjangan tidak pernah menjadi masalah karena itu sendiri bukan masalah. Hari ini kami akan mewujudkannya kembali dan menentukan kembali siapa diri kami.”

Ketelanjangan di Playboy akan dimulai pada edisi Maret/ April mendatang. Majalah itu menetapkannya dengan membuat tagar #NakedIsNormal. Playboy juga menghapus tagline ‘Entertainment for Men’ dari sampul majalah mereka.


Pada saat yang bersamaan Cooper mengunggah sebuah esai tentang filosofi Playboy. Artikel itu pernah didukung oleh sang ayah yang kini telah berusia 90 tahun. Cooper percaya ayahnya punya tujuan baik kala itu.

“Jelas bahwa tujuan ayah saya ketika meluncurkan Playboy adalah mengampanyekan perbincangan sehat tentang seks, sekaligus mendukung dialog dan opini di ranah sosial, filosofi, dan agama,” lanjut Cooper.

Ia menyayangkan ketika banyak orang yang salah menginterpretasikan ketelanjangan yang diusung Playboy. Orang-orang itu menurutnya hanya fokus pada ketelanjangan dan seks, bukan perbincangan dan dialog di balikya.

“Dan ini adalah ironi yang sesungguhnya,” ia menegaskan.


Jika edisi Maret/ April mendatang Playboy kembali pada ketelanjangan, maka itu tepat setahun setelah majalah itu mengakhirinya Maret 2016 lalu. Saat itu, alasan mereka menyudahi ketelanjangan adalah demi menjangkau lebih banyak pembaca, online maupun cetak.

Tapi ternyata setelah itu sirkulasi majalahnya pun tak membaik. Maka kini ia kembali.

“Playboy akan selalu menjadi merk gaya hidup yang fokus pada kebutuhan para pria, tapi dengan peran gender yang terus berkembang di masyarakat, kami pun akan demikian.”

Edisi Maret/ April Playboy akan berisi esai berjudul ‘Free the Nipple,’ yang ditulis oleh aktris Scarlett Byrne. Ia akan bicara soal betapa pentingnya menjadi perempuan. Opini soal adanya standar ganda soal pria dan wanita yang masih ada di masyarakat, pun dibahas.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER