Jakarta, CNN Indonesia --
"Maaf, kamu terlalu baik untuk aku."Dengan kutipan menggelitik, instalasi seni berbentuk kotak dengan bagian depan gambar mulut yang seolah sedang menelan pil itu, sangat mencolok mata. Apalagi warnanya neon pink terang. Usai menatap lekat gambar unik itu, mata akan tertumbuk pada bagian samping kotak di mana terdapat ribuan pil warna-warni yang ditumpuk dalam sebuah tabung kaca.
Pada sisi belakangnya terdapat seribuan lembar kartu yang bisa diisi dengan tulisan apa pun oleh pengunjung. Kartu unik ini cukup menarik perhatian dan mendapat respons interaktif pengunjung. Di satu sisi kartu itu, tertulis kalimat,
"Maaf, kamu terlalu baik untuk aku," dan di sisi lainnya ditulis
"Ini untuk kamu ____".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan pengunjung yang datang pada pembukaan pameran pun tampak berbondong-bondong menuliskan bermacam kata yang menyiratkan patah hati untuk mengisi bagian yang kosong pada kartu itu, mulai nama mantan, nama selebriti, hingga nama pekerjaannya. Seribuan kartu itu lantas dibiarkan saja berserakan di bagian bawah instalasi, sehingga membentuk gundukan tak beraturan.
Instalasi seni unik yang diberi judul 'M_KTBUA' itu merupakan karya Rebellionik, satu dari 14 seniman muda Indonesia yang berpameran di Atrium Plaza Indonesia Level 4, Jakarta Pusat. Bertajuk Broken Heart Gallery, pameran berlangsung dari 6 Februari hingga 28 Februari 2017.
Selain Rebellionik, seniman lain yang turut serta yakni, Ika Vantiani, Wickana Laksmi Dewi, Ayu Dila Martina, Muhammad Taufiq (Emte), Evelyn Pritt, Abimantra Pradhana, Sekar Puti, Varsam Kurnia, Monica Hapsari, Resatio Adi Putra, Diela Maharanie, Muchlis Fachri, dan Adi Sundoro.
Aisha Habir dan Rega Ayundya, kurator pameran mengatakan karya seni terpilih menampilkan patah hati dengan interpretasi yang berbeda-beda.
Digelar jelang perayaan Valentine atau dikenal Hari kasih Sayang, pameran seni instalasi 'Broken Heart Gallery' menjadi unik karena mengambil sisi lain dari kisah cinta itu sendiri. Tidak bernuansa romantis atau berkasih-kasihan, malah menonjolkan pengalaman patah hati.
Menurut Aisha, kurasi sudah dilakukan sejak November lalu, di mana Plaza Indonesia sebagai pihak penyelenggara ingin membuat acara khusus untuk perayaan Valentine, tapi dengan sudut pandang berbeda. Targetnya, tentu saja anak-anak muda.
"Dari 30 karya yang masuk, kami memilih 14, dengan beberapa pertimbangan, termasuk latar belakang seniman yang beragam, dari mulai arsitek, ilustrator hingga keramik," tutur Aisha, saat ditemui disela-sela pameran.
Terkait karyanya yang mencolok, Rebellionik mengatakan ia menggunakan kutipan di karyanya karena menganggap kalimat itulah yang kerap dipakai pasangan untuk memutuskan hubungan. Tak hanya memberikan perasaan kecewa, kalimat ini juga dianggap memiliki dampak pada tubuh dan pikiran, sebuah efek samping yang mengingatkan manusia akan efek samping kimiawi obat-obatan. Kalimat 'sakti' itu tak ubahnya seperti menelan pil pahit.
Sementara, kartu-kartu yang dibiarkan di belakang instalasi mendapat respons yang membuatnya tersenyum geli sendiri.
"Apa yang ditulis pengunjung malah di luar ekspektasi saya. Saya kira mereka akan menulis apa, ternyata ada yang menulis bahwa mereka patah hati karena pekerjaannya dan ada yang mengubah sendiri kata-katanya. Menurut saya yang paling lucu adalah ada yang menulis,
'Seseorang di Tinder,'" ujar Rony Rahardian, nama asli Rebellionik, sembari tertawa.
Rony mengaku mendapatkan inspirasi untuk karya ini dari pengalaman hidupnya sendiri. Ia ingin mengajak pengunjung untuk kembali merasakan perasaan saat mendengar kalimat tersebut.
"Saya ingin mengajak orang-orang kembali ke perasaan saat mereka mendengar kalimat ini dan merespons perasaannya, dituangkan saja," katanya.
baca berikutnya...
Selain karya Rebellionik, karya lain yang tak kalah menarik ada Meladori Magpie, karya Emte. Terinspirasi dari lagu band terkenal Smashing Pumpkin, Emte menghadirkan karya dari bahan keramik yang dikunci dan dirantai dengan kuat. Keramik berwarna putih itu dihiasi berbagai tulisan dan coretan biru yang menyiratkan tentang benda kuat, rapat, akan tetapi tetap saja rentan pecah.
Melalui kreasi yang berukuran 40 x 40 x 40 cm ini, Emte mengaku ingin mewakili pandangan kaum pria pada umumnya tentang patah hati: tutup dan kunci kenangan yang dulu pernah terasa manis. Namun, seberapa erat para pria yang patah hati ini mencoba menutup hatinya, sifat dasar manusia masih saja rapuh dan rentan untuk retak, seperti keramik yang mudah pecah.
"Harapan adalah akar dari patah hati. Kotak dengan materi keramik yang bersifat mudah pecah menggambarkan sifat yang sama rapuhnya dengan hati manusia. Tersenyum saja seakan tidak ada yang salah, berpura-pura dan berbicara seolah-olah semuanya baik-baik saja," ujar Emte.
Ia menambahkan, "Kita kerap menyimpan, berusaha dengan keras menyembunyikan rasa sakit kita ke dalam sebuah kotak untuk menempatkan diri kita yang lebih baik. Namun, seberapa erat kita mencoba untuk tutup, kotak tersebut pun rapuh dan rentan untuk retak."
Berjarak dari karya Emte, Monica Hapsari membuat kreasi seni berjudul
Niskala yang membuat penasaran. Ia menyuguhkan sebuah instalasi elektromagnetik yang melayang di atas semburat pasir putih di dalam kotak kaca.
Dalam pembuatan karyanya ini, Monika percaya bahwa patah hati bukan hanya berandil pada manusia, tapi juga kehendak takdir atau alam semesta. Patah hati pun dianggapnya sebagai sebuah fenomena alam di bawah kehendak semesta dan takdir.
Ilustrator sekaligus penyanyi latar band Pandai Besi ini berpandangan, meski secara fisik saling berdekatan atau dipaksakan untuk bersama, dua manusia tidak akan pernah bersatu karena tunduknya kekuatan mereka pada kekuatan lebih besar yang tidak terlihat, namun sangat nyata adanya.
"Semua hal yang hakiki adalah selalu sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Kekuatan semestalah yang mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai atau memisahkannya kembali. Perpisahan pasangan hidup terkadang terjadi bukan karena keduanya tidak cocok satu sama lain atau berhenti mencintai, melainkan memang sudah menjadi kehendak kekuatan semesta dan hakikat takdir itu sendiri," katanya.
Monica menyimpulkan, patah hati merupakan tragedi yang terjadi untuk sesuatu yang lebih baik di masa depan dan hanya akan bisa dipahami suatu saat nanti, ketika kedua belah pihak sudah sepenuhnya tunduk dan menyerah.