Jakarta, CNN Indonesia -- Pencuri biasanya lebih mengincar berlian atau uang kas di bank. Tapi sekelompok pencuri di London memilih buku antik. Mereka menyelundup ke sebuah gudang di barat London dan menggondol buku langka senilai dua juta poundsterling atau setara Rp33,4 miliar.
Diberitakan The Guardian, tiga pelaku kriminal melakukan pencurian yang mereka sebut ‘
mission impossible.’ Mereka menyerbu fasilitas penyimpanan di dekat Heathrow dan berhasil membawa pulang lebih dari 160 buku. Padahal gudang itu termasuk punya pengamanan ketat.
Tapi mereka memanjat gedung sampai ke atap, melubangi kaca berserat fiber di atapnya, lalu turun serendah 12 meter menggunakan tali tanpa menyentuh pengaman dengan sensor gerak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut catatan Scotland Yard, sejumlah buku bernilai tinggi berhasil mereka gondol dalam aksi pencurian yang terjadi 29-30 Januari itu. Kebanyakan dari abad ke-15 dan 16. Para ahli mengatakan, barang paling bernilai yang dicuri adalah salinan
De Revolutionibus Orbium Coelestium milik Nicholas Copernicus dari tahun 1556. Harganya Rp3,5 miliar.
Buku yang dicuri termasuk karya-karya awal Galileo, Isaac Newton, Leonardo da Vinci, sampai Dante. Divine Comedy milik Dante yang dirilis tahun 1269 juga jadi sasarannya.
Sampai ada penerbit yang mengaku kehilangan barang seharga total Rp11,3 miliar.
Salah satu korban, penjual buku langka bernama Alessandro Meda Riquier mengatakan, “Saya sangat kesal karena ini bukan sesuatu yang bisa Anda beli di mana saja. Ada kerja keras di balik buku-buku ini karena kami harus berusaha mencarinya. Di rumah-rumah lelang, kolektor, kolega. Dan ada begitu banyak penelitian di balik buku-buku ini.”
“Mereka bukan hanya mencuri uang, tetapi juga bagian besar dari pekerjaan saya,” imbuhnya.
Sepanjang ingatan Brian Lake dari Asosiasi Penjual Buku Antik, belum pernah ada kejadian seperti itu sebelumnya. Industri perbukuan langka sebelumnya baik-baik saja.
Kepolisian belum punya kabar lebih lanjut atas pencurian itu. Namun mereka menduga, pencurian buku-buku langka itu berdasarkan permintaan, bukan pencurian acak biasa.
“Buku-buku itu tidak mungkin dijual ke makelar bereputasi atau rumah lelang. Kita tidak sedang bicara soal karya-karya Picasso atau Rembrandts atau bahkan logam emas. Buku-buku ini tidak mungkin ditadah. Ini pasti untukn seseorang yang spesialis,” kata sumber.
Ia yakin, ada kolektor yang memang menginginkan buku-buku itu jadi miliknya, di balik pencurian. “Buku-buku itu milik tiga makelar berbeda yang teratas di pasar. Dan mereka semua adalah koleksi yang fantastic,” ujar sumber yang dekat dengan kasus itu lagi.
(rsa)