Jakarta, CNN Indonesia -- Cinta (Dian Sastrowardoyo) pernah dimarahi Rangga (Nicholas Saputra) karena berisik di perpustakaan sekolah. Perpustakaan memang seharusnya menjadi ‘surga’ untuk larut dalam fantasi atau berkonsentrasi membaca literatur-literatur serius.
Jika mendambakan suasana eksklusif semacam itu, sebuah perpustakaan di Rusia mungkin bisa jadi jawabannya. Melansir The Guardian, perpustakaan Book Capella di St.Petersburgh, Rusia menawarkan sensasi membaca dalam ruangan bertema gothic khas abad pertengahan.
Perpustakaan dengan dominasi warna cokelat tua itu akan membuat pengunjungnya seolah menjelajah waktu. Ruangan megah dengan ribuan buku tersusun rapi serta berbagai ornamen seperti ukiran, lukisan dan patung-patung semakin menambah kesan klasik di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koleksinya lebih dari lima ribu buku. Seluruhnya bersumber dari Penerbit Alfaret di St.Petersburgh. Buku-buku itu tak sembarangan. Masing-masing diperkirakan berharga 400 sampai 700 Poundsterling, atau setara dengan Rp6,6 juta sampai Rp11,6 juta.
Buku-buku yang berasal dari abad ke-16 sampai ke-18 itu ditempatkan dalam ruang bertema dengan arsitektur nan indah. Nama setiap ruangan diambil dari buku
The Book of Wars and
The Book of Travels. Namun, tentu saja suasana itu tak bisa didapat dengan murah.
Demi menikmati 'surga' membaca itu, setiap pengunjung dikenai biaya 100 Poundsterling atau setara dengan Rp1,6 juta. Itu pun hanya untuk satu sesi membaca selama empat jam.
Irina Khoteshova, Direktur Program Book Capella mengatakan, meskipun harganya tidak murah, diklaim nilai tersebut jauh lebih rendah daripada menonton pertunjukan opera atau balet.
"Seratus Poundsterling per kunjungan memang bukan harga yang murah, tapi lebih rendah dari tiket ke oprea atau balet. Orang-orang tidak sungguh terkejut dengan harganya, mereka hanya terkejut itu harga untuk mengunjungi perpustakan," ujar Koteshova.
Ia pun tidak ingin mematok harga terlalu mahal, karena tidak akan mampu dijangkau akademisi muda yang ingin memanfaatkan perpustakaan itu untuk penelitian dan riset.
Koteshova mencatat, sejak dibuka pada Desember lalu, para kolektor buku, ilmuwan dan sejarawan telah memanfaatkan perpustakaan ini untuk mengadakan pertemuan pribadi dengan memanfaatkan ketenangan ruangan yang ditawarkan.
Saya selalu membayangkan, sebuah surga akan seperti perpustakaan.Jorge Luis Borges, penulis |
Lebih lanjut ia menerangkan, pembuatan perpustakaan itu terinspirasi kata mutiara Jorge Luis Borges, seorang penulis asal Argentina yang menggambarkan sebuah surga berbentuk seperti perpustakaan.
“Saya selalu membayangkan, sebuah surga akan seperti perpustakaan," ungkap Borges.
Tapi Koteshova menegaskan, ia tidak ingin menjadikan perpustakaan mewah ini sebagai sekadar perpustakaan tradisional, toko buku atau museum. Lebih jauh ia ingin menjadikan tempat itu sebagai sarana komunikasi dengan buku-buku langka.
Di sisi lain, tidak hanya Book Capella, berbagai perpustakaan di negara lain juga memiliki harga masuk dan keanggotaan yang mahal. Perpustakaan Portico di Manchester, Inggris misalnya, mengharuskan setiap orang membayar 4.667 Poundtserling (Rp77,8 juta) untuk keanggotaan seumur hidup.