Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah bioskop komunitas di London menyelenggarakan festival film khusus dari Indonesia. Beberapa film yang dijadwalkan tayang adalah
the Raid dan
Jihad Selfie.
Festival film tersebut bernama Films of the Archipelago dan dilaksanakan oleh Deptford Cinema pada 4 hingga 26 Maret nanti.
Penggagas acara festival film Indonesia ini, Lenah Susianty dan Paul Flanders mengatakan penyelenggaraan acara tersebut untuk menarik minat masyarakat London terhadap film dari Indonesia.
Dalam pernyataan resmi yang diterima
CNNIndonesia.com, keduanya mengatakan bahwa film Indonesia belum banyak dikenal di Inggris, diduga karena tidak ada hubungan antara produsen film Indonesia dengan distributor film di London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun beberapa film Indonesia berhasil tayang di layar bioskop di London, seperti
the Raid yang disutradarai Gareth Evans.
"Kami berdua penggemar film, termasuk film Indonesia dan merasa sudah saatnya film Indonesia mulai unjuk gigi di dunia internasional," kata Lenah.
Lenah beserta tim kemudian memilih serangkaian film untuk diputar secara maraton di bioskop komunitas Deptford Cinema.
Beberapa film yang diputar adalah
Jihad Selfie karya Noorhuda Ismail dan
the Raid yang sudah dikenal masyarakat London. Selain itu ada
Jalanan dan
Street Punk! Banda Aceh.Pemilihan beragam genre ini disebut keduanya sebagai upaya mengenalkan beragam potensi yang mampu dibuat sineas film Indonesia. Pun, tawaran memutar film ini disambut hangat oleh sang sineas.
"Beruntung para sutradara dan produser dari film yang kami pilih sangat mendukung, beberapa malah memberi secara gratis untuk diputar," kata Flanders.
"Beberapa film lain memang mengenakan biaya untuk lisensi pemutaran, namun dengan dukungan dana dari Kedutaan Besar Republik Indonesia, kami bisa mengadakan kegiatan ini," timpal Lenah.
Lenah dan Flanders mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan aksi sukarelawan, begitu juga dengan dipilihnya Deptford Cinema lantaran terkenal sebagai bioskop nirlaba.
"Ini benar-benar bioskop masyarakat, harganya jauh lebih rendah dibanding bioskop umum dan untuk penduduk sekitar ada harga khusus," kata Lenah.
"Semua 100 persen kerja para sukarelawan. Kami bukan hanya memutar film, namun mulai dari mengecat tembok sampai membuat meja, menjual tiket dan menjual tiket," kata Flanders.
Bioskop ini memiliki kapasitas 40 kursi dan pernah memenangkan penghargaan sebagai Best Film Programming Award dan the Engholm Prize untuk kategori Bioskop Komunitas pada 2016.
(end)