Melihat Bocoran Koleksi Seni Pameran Perdana Museum MACAN

CNN Indonesia
Senin, 17 Apr 2017 06:57 WIB
Dari karya Raden Saleh, hingga Jean-Michael Basquiat, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara memberi bocoran koleksi pameran perdananya.
'Map of Bali with the Rose of the Winds', yang dibuat 1930 karya Miguel Covarrubias menjadi satu dari sejumlah karya seni yang masuk dalam daftar karya di pameran perdana Museum MACAN. (Foto: Dok. Museum MACAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Museum seni kontemporer pertama Indonesia, Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) memang baru akan dibuka pada 7 November mendatang, tetapi mereka memberi bocoran akan koleksi seni pada pameran perdananya.

Di antara beberapa karya yang akan ditampilkan itu berasal dari nama seniman ternama Indonesia dan juga dunia. Di antaranya terdapat karya Raden Saleh, S. Sudjojono, FX Harsono, Arahmaini, Robert Raushcenberg, Yayoi Kusama dan Jean-Michel Basquiat.

"Eksibisi perdana Museum MACAM akan membahas sejarah seni rupa Indonesia dalam konteks dunia, dan menunjukkan inti dari kedalaman dan keluasan koleksi karya seni rupa pendiri museum Haryanto Adikoesoemo," ungkap Aaron Seeto, dalam pernyataan resminya yang diterima redaksi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pameran perdana yang ditampilkan seiring dengan pembukaan museum tersebut dikurasi bersama oleh Charles Esche dan Agung Hujatnika. Bertajuk Art Turns/World Turns: Exploring the Collection of Museum MACAN, ada sekitar 90 karya seni rupa seniman modern dan kontemporer Indonesia dan internasional yang terpilih dari 800 karya seni rupa milik Haryanto.

Pameran perdana itu menampilkan karya dari 70 seniman dari berbagai negara Asia, Eropa dan Amerika.

Haryanto mengungkapkan dirinya telah memulai mengumpulkan karya seni rupa modern dan kontemporer Indonesia sejak 25 tahun lalu. Perlahan, ia memperluas fokus pada karya internasional.

"Ini kali pertama saya berbagi koleksi ini dengan publik, rasanya mendebarkan," ujarnya.

Pameran perdana

Koleksi pameran perdana akan mengisi keseluruhan ruang eksibisi yang tersedia di museum yang dibangun seluas 4.000 meter persegi.

Museum dibagi menjadi empat bagian tematis yang menghubungkan karya seni rupa setiap periode dengan gerakan sosial dan politik yang relevan; Land, Home, People (1800an-1945), Independence and After (1945-1965), Struggles around the Form (1965-1998), dan The Global Soup (1998-seterusnya).

Melihat Bocoran Koleksi Seni Pameran Perdana Museum MACAN Karya Raden Saleh Sjarif Boestaman yang berjudul Javanese Mail Station, 1876. (Foto: Dok. Museum MACAN)
Selain karya-karya seni dalam negeri, eksibisi ini mencakup karya-karya signifikan berbagai gerakan terkemuka di luar negeri, termasuk Pop Art dari Amerika dan Eropa, Political Pop dan Cynical Realism dari Cina, Superflat dan Mona-ha dari Jepang, dan Dansaekhwa dari Korea.

Melihat Bocoran Koleksi Seni Pameran Perdana Museum MACAN Karya Sindudarsono Sudjojono yang berjudul Ngaso, 1964. (Foto: Dok. Museum MACAN)
Selain itu, ada juga karya-karya Indonesia yang ditampilkan belum pernah dipamerkan secara publik sebelumnya, seperti karya Sudjana Kerton, Miguel Covarrubias, Trubus Soedarsono, dan Nashar. Begitu juga dengan sejumlah karya-karya seniman internasional yang belum pernah ditampilkan di Indonesia, seperti karya Robert Rauschenberg, Park Seo-Bo, Mark Rothko, Gerhard Richter, Damien Hirst, dan Yukinori Yanagi.

Karya Robert Rauschenberg yang berjudul Rush 20 (Cloister Rush Series), 1980Karya Robert Rauschenberg yang berjudul Rush 20 (Cloister Rush Series), 1980. (Foto: Dok. Museum MACAN)

Charles Esche, kurator pameran mengungkapkan pameran perdana ini mengambil pendekatan koleksi museum dari perspektif sejarah. "Bermula dari penempatan koleksi Indonesia di posisi sentral dalam narasi pameran dan menariknya ke luar ke arah internasional," ujarnya.

Melihat Bocoran Koleksi Seni Pameran Perdana Museum MACAN Karya Ichwan Noor yang berjudul Beetle Sphere, 2013. (Foto: Dok. Museum MACAN)


Pameran ini, ditambahkan ko-kurator Agung Hujatnika, mempertanyakan bagaimana seniman Indonesia terhubung dengan dan merespons pergelutan dalam diri mereka sendiri seiring dengan wacana sejarah yang lebih luas.

Koleksi pameran perdana

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER