MUSIC AT NEWSROOM

Pee Wee Gaskins, 'Pembunuh Berantai' yang Hijrah dari Indie

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2017 14:50 WIB
Sempat menjadi fenomena karena popularitasnya, Pee Wee Gaskins pun kemudian hijrah ke bawah naungan label besar. Apakah berpengaruh pada karya mereka?
Sempat menjadi fenomena karena popularitasnya, Pee Wee Gaskins pun kemudian hijrah ke bawah naungan label besar. (Dok. Pee Wee Gaskins)
Jakarta, CNN Indonesia -- Band pop-punk Pee Wee Gaskins sempat menjadi fenomena di dunia musik Indonesia beberapa tahun lalu.

Sebagai band indie kala itu, kehadiran band yang terinspirasi dari nama pembunuh berantai ini cukup menarik perhatian karena popularitasnya yang meroket tanpa naungan label besar. Pun dengan banyaknya haters atas band ini.

Kesuksesan Pee Wee Gaskins tidak lepas dari tangan sang vokalis merangkap pembetot bass, Dochi Sadega.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Band itu terbentuk pertama kali berkat proyek solo Dochi saat masih bermain gitar untuk band metal The Side Project. Saat itu, Dochi menulis lagu berjudul Here Up on The Attic.
Lagu untuk seorang teman yang kemudian menjadi kekasihnya itu mendapatkan pujian dan mendorong Dochi untuk menuliskan lagu-lagu lain.

Berkat dorongan itu, Dochi pun mulai mencari anggota untuk membuat sebuah band pasca hengkang dari The Side Project.

Pencarian Dochi dimulai dengan merekrut Sansan sebagai pemain gitar, keduanya merupakan teman sesama musisi saat bersama di band Killing Me Inside.

"Suatu hari kami mengobrol di internet dan coba menamakan band kami Serial Killer, kami ingin nama yang menakutkan, tapi musik yang kami mainkan tidak begitu menakutkan," kata Dochi seperti dikutip dari laman resmi Pee Wee Gaskins.
Setelah melakukan pencarian di internet dengan kata kunci 'serial killer', Dochi lantas menemukan nama Pee Wee Gaskins, yang menurutnya sebagai perpaduan sempurna antara kecenderungan pop dan sesuatu yang sangat menakutkan.

Nama itu sendiri berasal dari nama julukan seorang pembunuh berantai asal Amerika Serikat, Donald Henry Gaskins.

Setelah menemukan nama yang tepat, pencarian anggota band lainnya pun dilakukan dengan berhasil merekrut Renaldy 'Aldy' Prasetya (drum), Harry 'Ayi' Pramahardhika (gitar) dan Reza 'Omo' Satiri (keyboard dan synthesizer).

Merintis sebagai band yang baru dibentuk pada 2007, Pee Wee Gaskins mengawali perjalanan mereka dengan tampil tanpa dibayar.
Setelah coba memperkenalkan musiknya, band itu akhirnya berhasil meraih kesuksesan sebagai band indie yang kerap mewarnai pentas-pentas musik. Tak luput, mereka pun mengisi sejumlah program-program musik di televisi.

Langkah kesuksesan mereka pun diiringi dengan perilis mini album bertajuk Stories From Our High School Years yang laku terjual dua ribu eksemplar pada perilisannya.

Setelahnya, pada 2009 mereka merilis debut album penuh yang diberi judul The Sophomore. Dalam dua bulan, album itu laris sebanyak lebih dari empat ribu eksemplar.

Sejauh ini, Pee Wee Gaskins telah melahirkan tiga album dan empat mini album. Yakni, Stories From Our High School Years (2008), The Sophomore (2009), Ad Astra Per Aspera (2010), You And I Going South (2012), The Transit (2013), Extended Play (2014), serta yang terbaru A Youth Not Wasted (2016).
Walau mengawali band mereka lewat jalur independen, Pee Wee Gaskins pada akhirnya hijrah dan ikut berada di bawah naungan label rekaman.

Alasannya, agar membantu para penggemar mereka yang kerap disebut Dorks, Dorkzilla, maupun Tatiana, mudah menemukan album Pee Wee Gaskins.

"Salah satu pertimbangan kami untuk kembali ke major dan bergabung ke Universal Musik Indonesia, agar hal ini lebih ter-manage. Banyak orang yang pilih bajakan, karena tidak tahu juga saat ini dapatkan album kami di mana," kata Dochi, saat perilisan album A Youth Not Wasted.

"Dengan kami gabung ke major [label] yang ber-partner dengan sejumlah penjualan digital dan streaming music, semua jadi jelas, penggemar bisa nikmatin gratis juga tapi label untung, kami pun untung," ungkapnya menambahkan.
Meski cukup digilai banyak penggemar, namun grup ini juga dibenci oleh sebagian orang yang disebut Anti Pee Wee Gaskins, atau sering disingkat APWG. Alasan mereka dibenci pun sampai saat ini abstrak.

Pee Wee Gaskins akan lebih banyak berbincang dan melantunkan musik-musiknya di Music at Newsroom CNNIndonesia.com pada Rabu (17/7) pukul 14.00-15.00 WIB hanya di www.cnnindonesia.com.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER