Film-film Indonesia yang Pernah Memukau Sineas Perancis

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2017 15:36 WIB
Festival Film Cannes merupakan salah satu tolok ukur penting di ranah dunia untuk menilai film-film berkualitas dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Marsha Timothy memerankan film yang lolos ke Festival Film Cannes. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Prenjak (In the Year of Monkey)

Tak hanya tampil di Cannes, Prenjak berhasil menyabet gelar Film Pendek Terbaik di Semaine de la Critique 2016. Prenjak berhasil menyingkirkan sembilan film lainnya yang diputar di Cannes. Film itu lolos seleksi di antara 1.500 film pendek dari seluruh dunia.

Film berdurasi 12 menit karya sutradara muda Wregas Bhanuteja yang masih berusia 22 tahun itu memikat hati para juri lewat ceritanya tentang seorang gadis desa yang putus asa. Ia lantas menjual korek api seharga Rp10 ribu per batang. Pembeli bisa mengintip vaginanya.
The Fox Exploits the Tiger's Might

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setahun sebelum Prenjak, film pendek Indonesia lainnya, The Fox Exploits the Tiger's Might juga masuk dalam kategori yang sama.

Film berdurasi 25 menit karya Lucky Kuswandi itu berkisah tentang dua anak laki-laki pra remaja. Adalah David, anak dari petinggi tentara dan Aseng anak dari penjual tembakau dan minuman keras selundupan. Mereka bergulat dengan perkembangan seksualitas.
Film ini juga menggambarkan hubungan antara seks dengan kekuasaan di sebuah kota kecil berbasis militer.

Serambi

Mendapat respons yang kurang bagus di Indonesia, Serambi justru menggema di Cannes Film Festival 2006. Film dokumenter karya empat sutradara—Garin Nugroho, Tonny Trimarsanto, Lianto Suseno, dan Viva Westi—itu melangkah ke Cannes untuk kategori Un Certain Regard.

Serambi berkisah tentang tiga orang Aceh yang berusaha melanjutkan hidup pascatsunami 2004. Film ini dikemas dalam bentuk dokumenter dan fiksi secara bersamaan.
Masing-masing sutradara mengikuti satu tokoh. Garin mengikuti seorang pemuda bernama Reza Idria, Tonny fokus pada seorang pengemudi becak motor yakni Usman, sementara Viva menyorot anak kecil bernama Maisarah Untari. Sedangkan Lianto mengambil rekaman dari para saksi.

Film berdurasi 80 menit itu diproduseri oleh Christine Hakim.

Bersambung ke halaman selanjutnya...

Indonesia 'Mejeng' sejak 1988

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER