Tak Ada Lagi 'Film Hollywood' Musim Panas Ini

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Mei 2017 17:33 WIB
Film besar yang mengaku buatan Hollywood termasuk pahlawan super, bajak laut, maupun alien, tak ada yang benar-benar syuting di Hollywood.
Film besar seperti Guardians of the Galaxy Vol. 2 pun tak syuting di Hollywood, melainkan Georgia. (Courtesy Marvel Studios)
Jakarta, CNN Indonesia -- Studio-studio besar Hollywood sudah menyiapkan film musim panas yang sudah pasti punya banyak penonton. Mereka bakal punya segalanya, mulai pahlawan super, bajak laut sampai alien. Namun tidak ada dari film-film itu yang pantas disebut ‘Hollywood.’

Mengutip Reuters, tidak satu pun dari film-film itu yang melakukan pengambilan gambar di Los Angeles, di mana Hollywood berada. Berbeda dengan seperempat abad lalu, saat semua film berbujet besar berpusat di sana. Kini negara lain ternyata lebih ‘menggiurkan.’

Sejak film Hollywood hanya syuting di Los Angeles, negara lain mulai resah dan memikirkan cara agar mereka bisa berpartisipasi dalam kiblat perfilman dunia itu. Mereka lantas menawarkan subsidi pajak, sponsor lokasi syuting maupun premier dan sebagainya.
Strategi itu efektif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film musim panas tahun ini tak ada yang syuting di Los Angeles meski pemerintah setempat mencoba mengembalikan Hollywood ke khitahnya. Wonder Woman dan King Arthur milik Warner Bros. misalnya, syuting di Inggris di mana Time Warner Inc punya studio besar.

Twenty-First Century Fox Inc memilih Australia untuk syuting Alien: Covenant. Walt Disney dan Marvel Studios syuting Guardians of the Galaxy Vol. 2 di Georgia. Sementara film-film pahlawan super lainnya lebih memilih syuting di Atlanta, meski panasnya tak keruan.

“Dukungan yang kami dapat di Georgia luar biasa,” kata bos Marvel sekaligus produser film Kevin Feige dalam sebuah wawancara. Ia melanjutkan, “Kami jelas melakukan banyak [pengambilan gamabr untuk] film besar di sana setahun ini dan tahun depan.”
Tak heran, Georgia atau daerah lain di luar Los Angeles menawarkan sampai diskon 40 persen dari biaya produksi. Jelas penghematan untuk film yang bisa berbiaya US$250 juta lebih.

Georgia juga punya hal lain untuk ditawarkan. “Kami punya banyak hal yang ditinggalkan, desa kecil terlantar atau pabrik yang terbengkalai,” kata Sophio Bendiashvili.

Kepala Rabat Georgia itu menjelaskan, kebanyakan bangunan yang tak lagi digunakan itu masih dimiliki negara. Bangunan-bangunan seperti itu cocok untuk lokasi syuting film.
Film lain yang syuting di Georgia adalah pembuatan ulang Baywatch milik Paramount Pictures, yang bercerita tentang penjaga pantai. Ia syuting di Pulau Tybee, Georgia.

Kebanyakan rumah produksi besar enggan menyebut berapa diskon yang mereka dapat atau di bagian mana mereka memeroleh subsidi. Namun ‘memindahkan’ lokasi syuting bukan hal baru, dan tak hanya dilakukan di sekitaran Amerika semata. Laporan tahun lalu menyebut Budapest dan beberapa negara atau Islam merupakan lokasi baru untuk pengambilan gambar film besar.

Negara yang bisa melihat potensi itu perlu memanfaatkannya, termasuk Indonesia, yang sudah berusaha menarik film asing untuk syuting di negaranya. Langkah konkret Indonesia adalah dengan menarik Daftar Negatif Investasi dan memudahkan perizinan syuting untuk film asing.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER