Pria Kulit Putih Diminta Bayar Bioskop Lebih Mahal di Kanada

CNN Indonesia
Jumat, 22 Sep 2017 10:50 WIB
Sutradara asal Kanada, Shiraz Higgins meminta pria kulit putih yang bukan transgender dan tidak cacat, untuk membayar lebih mahal di pemutaran perdana filmnya.
Pria kulit putih di Kanada diminta membayar bioskop lebih mahal. (Ilustrasi/morgueFile/mconnors)
Jakarta, CNN Indonesia -- Permintaan unik yang diajukan sutradara asal Kanada, Shiraz Higgins jadi senjata makan tuan. Ia dihujat banyak orang karena meminta bioskop membuat orang-orang kulit putih membayar lebih mahal untuk menonton filmnya yang berjudul Building the Room.

Diberitakan The Hollywood Reporter, Higgins ingin pria kulit putih membayar US$20 untuk menghadiri premiere filmnya di Roxy Theater di Victoria, British Columbia, Kanada pada 28 September mendatang. Sementara untuk perempuan kulit putih bisa membayar US$10.

Setelah kehebohan di media, ia lantas menurunkan harga, meski ujung-ujungnya masih mahal dan justru lebih tidak adil. Katanya, pria kulit putih yang tidak transgender, berperilaku sesuai jenis kelaminnya sejak lahir dan tidak cacat fisik, bisa membayar hanya US$15.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara pria lain yang tidak masuk kriteria tetap US$20 dan perempuan pun US$10.

Sebenarnya Higgins punya suara khusus di balik keputusannya menerapkan harga yang tidak adil itu. Melalui itu, ia ingin bicara soal pendapatan yang juga sering tak adil di dunia hiburan. Pria dibayar lebih mahal. Kulit putih pun mendapat lebih banyak hak.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. “Ini jauh melampaui apa yang saya maksud,” katanya.


Ia mendapat serangan dari berbagai media sosial, terutama Twitter. Ia mendapat serangan bernada rasialisme, bahkan ancaman pembunuhan. Apalagi sejak Higgins memutuskan menjawab surat elektronik media menggunakan nama samaran yang tak kalah rasis, Sid Mohammed.

“Pria kulit putih adalah kelompok dengan penghasilan tertinggi di Kanada, dan sebagai hasilnya kami mencoba untuk menerapkan hal yang pantas bagi mereka untuk membuat kegiatan ini lebih terjangkau bagi kelompok lain yang tidak punya daya beli yang sama,” katanya.

Namun ternyata reaksi yang ada setelah harganya diumumkan begitu ramai dan mengejutkan.


Ia tidak menyangka banyak media yang memberitakannya. “Ini pemutaran film lokal, dengan pemain komedian yang tidak dikenal, dari sutradara yang tidak populer, di kota kecil. Tapi dengan alasan tertentu, media nasional berpikir ini hal yang perlu diberitakan luas.”

Building the Room sendiri sebenarnya dokumenter berdurasi 70 menit yang mengajak penonton melihat sisi balik layar dari kelompok komedian lokal dan pertunjukan komedi tunggal.

Higgins kini berharap pemberitaan mereda dan ancaman pembunuhan yang ditujukan padanya berakhir. “Perilaku semacam itu tidak menyelesaikan masalah. Saya berpikir untuk hati-hati, tapi saya tidak menganggap hal-hal ini terlalu serius sekarang,” katanya.

[Gambas:Video CNN]

Ia pun menolak adanya pengamanan ekstra di Roxy Theater saat pemutaran pekan depan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER