EKSKLUSIF

Sore bersama Pierre Coffin, Rokok dan Minions di Kepalanya

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 01 Nov 2017 16:40 WIB
Pierre Coffin, sutradara Minions dan Despicable Me berdarah Perancis serta Indonesia, berbicara masa kecil sampai menghasilkan makhluk kuning pencinta pisang.
Pierre Coffin, kreator minions yang berdarah Indonesia. (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
Minions lah yang akhirnya membuat nama Pierre populer.

Itu terjadi pada 2014. Popularitasnya mendadak melonjak setelah menuntaskan Despicable Me bersama Chris Renaud. Animasi itu berlanjut ke Despicable Me 2 (2013) dan Despicable Me 3 (2017). Pierre bahkan punya film lepas Minions (2015).

Yang difavoritkan penonton bukan hanya Gru, Margo, Edith dan Agnes. Mereka juga terpincut makhluk kuning kecil bernama minions yang diciptakan Pierre.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minions memincut penonton karena keluguan mereka.Minions memincut penonton karena keluguan mereka. (Dok. Universal)
Tapi ia tak pernah mau disebut sebagai ‘bapak’ minions. Menurutnya, pencipta minions bukan hanya satu orang. Ia bekerja dengan tim menghasilkan makhluk yang dulu dibayangkan sebagai orang-orang bertubuh kekar di bawah tanah itu.

“Tapi kami sadar kami tidak punya cukup uang untuk membuat mereka dengan komputer dan menjadikannya sepasukan, ribuan orang,” Pierre bercerita.

Setelah beberapa kali berubah—bahkan sempat berwujud mirip kodok dan berkulit hijau—jadilah minions yang sekarang. Kecil, kuning, botak, berbusana overall seperti pekerja tambang, berkaca mata besar, dan sesekali merokok.


Bentuknya sederhana seperti pil, rambutnya pun botak. Tak butuh banyak uang.

Pierre juga terlibat dalam pengisian suara dan pembuatan bahasa minions.

Entah ada berapa banyak bahasa yang dicampurkan Pierre. Setiap kali menemukan kata unik dan terdengar lucu, ia catat. Pierre punya notes khusus di iPhone-nya yang berisi ribuan kata dari berbagai bahasa. Termasuk bahasa Indonesia.

“Lihat ini, ada patagonia, anana, ribuan kata. Setiap kali saya ke restoran, negara lain atau mendengar orang bicara bahasa yang lucu, saya berpikir, ‘Ah, bisa saya pakai itu!’” ujarnya sambil menunjukkan ‘kamus minionsnya’.

[Gambas:Youtube]

Pierre biasanya memikirkan bagaimana ia akan mencampur kata-kata itu, lalu merekam suaranya dengan gaya seperti ia pernah melakukannya sewaktu menggarap iklan ayam di Perancis dahulu. Rekaman itu kemudian ia percepat sedikit.

Jadilah suara minions.

Karena itu sang bapak dua anak tidak pernah mau diminta menirukan suara minions secara mendadak. “Banyak orang meminta, tapi maaf, saya tidak bisa. Saya harus tahu apa yang dikatakan, merekamnya, mempercepatnya,” ujarnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Tak Pernah Ingin Terkenal

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER