Terlahir dari orang tua diplomat dan penulis, Pierre banyak membaca sejak kecil. Tapi sang ayah tidak memperbolehkannya menonton televisi. Pierre kecil pun frustrasi. Ia akhirnya mencari kegiatan yang bisa dilakukan saat bosan.
“Saya banyak membaca, saya banyak menggambar,” katanya.
Pria yang menyukai karakter kartun Droopy itu merasa, kondisi yang diciptakan ayahnya sedikit banyak memaksanya mengembangkan bakat yang lain. Di banyak waktu luang yang dimiliki, Pierre mengambil pensil dan mulai menggambar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya ia tak merasa berbakat. Pierre berharap ia bisa menggambar hal-hal realistis seperti manusia. Namun dibanding kartunis Perancis lain, ia merasa gambarnya sangat jelek. Ia pun mencoba menggambar hewan. Hasilnya lumayan.
Dari tiga garis kecil yang digoreskan pensilnya, Pierre bisa membuat tikus.
“Itu gambar pertama saya,” tuturnya mengenang.
Semakin dewasa, gambarnya semakin matang. Apalagi sejak ia menamatkan pendidikan di sekolah film animasi Gobelins di Paris. Dari situ, Pierre mulai bekerja di rumah produksi Amblimation yang berbasis di London, Inggris.
Di sanalah karya pertama Pierre yang dikenal, lahir. Itu adalah
We're Back! A Dinosaur's Story. Karya itu penting, karena sutradara Hollywood terkenal, Steven Spielberg adalah produser eksekutifnya. Dari situ, karier Pierre menanjak. Ia menjadi pekerja lepas di studio CGI Perancis, Ex Machina.
Pings (1997) adalah film pertama di mana ia menjadi sutradara.
Tak hanya mengerjakan film, Pierre juga memproduksi beberapa iklan komersial. Serial pun digarapnya. Yang terkenal berjudul
Pat & Stan, yang tayang di TF1.
“Itu serial dengan bintang kuda nil dan anjing. Saya butuh si kuda nil untuk kelaparan dan menggilai sesuatu. Saya melihat orang di kebun binatang memberi makan mereka dengan pisang. Jadi, saya buat itu pisang,” ia bercerita.
[Gambas:Youtube]Pisang yang sama ia pakai untuk minions. Makhluk bawah tanah anak buah Gru itu dikisahkannya suka sekali pisang. “Itu bisa juga jadi alasan kenapa mereka kuning, karena mereka kebanyakan makan pisang,” ia lalu tertawa.
“Saya juga suka sekali pisang,” imbuhnya bersemangat.
Bersambung ke halaman berikutnya...