Fatikh Assegaf, Dalang Cilik Asal Ponorogo

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Minggu, 28 Jan 2018 05:09 WIB
Meski baru berusia 10 tahun, Muhammad Fatikh Assegaf tertarik dengan dunia dalang dan bercita-cita menjadi dalang internasional.
Meski baru berusia 10 tahun, Muhammad Fatikh Assegaf tertarik dengan dunia dalang dan bercita–cita menjadi dalang internasional. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Muhammad Fatikh Assegaf, warga Jalan Brigjen Katamso, Ponorogo ini memiliki hobi unik. Di usianya yang masih 10 tahun, Fatikh justru tertarik dengan dunia dalang dan bercita–cita menjadi dalang internasional.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agus Hartono dan Sri Ikawati ini berlatih dalang sejak setahun terakhir. Meski begitu, ia pernah tampil menjadi dalang saat HUT Pramuka di Kecamatan Ponorogo beberapa waktu lalu.

"Saya juga terpilih jadi Thole 2017 berkat talenta saya sebagai dalang cilik," tutur Fatikh, Kamis (25/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatikh pernah  terpilih jadi Thole 2017 berkat talenta saya sebagai dalang cilik.Fatikh pernah terpilih jadi Thole 2017 berkat talenta saya sebagai dalang cilik. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian)
Ia mengaku cinta warisan budaya leluhur ini karena sejak kecil menyukai dunia pewayangan. Bahkan, ia bersama kakeknya rajin melihat pagelaran wayang yang diadakan oleh Pemkab Ponorogo di Paseban, Alun-alun Ponorogo tiap malam bulan purnama.

"Awalnya saya ikut kakek melihat wayang, terus tertarik," katanya.

Fatikh mengaku punya peralatan dalang komplit. Mulai dari tokoh-tokoh wayang, geber atau layar, kotak perkakas wayang dan peralatan gamelan lengkap demi menunjangnya dalam berlatih dalang.

"Semua peralatan ini didapatkan dari para dalang yang sudah meninggal," ucapnya.

Fatikh rajin melihat pagelaran wayang yang diadakan oleh Pemkab Ponorogo di Paseban, Alun-alun Ponorogo.Fatikh rajin melihat pagelaran wayang yang diadakan oleh Pemkab Ponorogo di Paseban, Alun-alun Ponorogo. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian)
Penggemar dalang Ki Anom Suroto ini memaparkan, sebelum latihan dia harus sudah menghafal tokoh-tokoh yang terkenal di pewayangan, serta alur ceritanya. Semua itu kemudian dipraktekkan saat berlatih.

"Untuk cerita mengikuti pewayangan, karena ceritanya sudah pakem atau aturan," ujarnya.

Siswa kelas 4 SD ini juga mengidolakan salah satu tokoh wayang, yakni Kumbokarno. Baginya, meski Kumbokarno merupakan seorang raksasa dan buruk rupa, namun ia merupakan seorang pahlawan yang rela mati demi negaranya.

Fatikh menuturkan, meski telah rutin latihan, terkadang ia juga menemui kesulitan saat menghidupkan tokoh agar seperti benar-benar hidup. Bahkan ia juga pernah mengalami kehabisan suara pasca berlatih selama empat jam.

"Karena sudah suka jadi dalang jadi tidak masalah, semua kesulitan bisa teratasi," katanya optimistis.


Sementara itu, dalang sekaligus pelatih dalang cilik, Ki Sigit Sapto Margono mengatakan, Fatikh memang sudah memiliki bakat dan juga keinginan yang kuat. Bahkan, sebelum diajari, Fatikh sudah belajar melalui video dan menguasai alur cerita wayang, sabet atau gerak wayang.

“Saya hanya tinggal mengarahkan dan membenarkan gerakan wayang,” ucap Sigit.

Ibunda Fatikh, Sri Ikawati bahkan mendukung penuh keinginan anaknya untuk menjaga kelestarian wayang. Menurutnya, anak pertamanya ini memang menyukai dunia pewayangan sejak kecil dan hafal tokoh–tokoh pewayangan sekaligus alur ceritanya.

"Dulu belajarnya lewat video, terus kami panggil pelatih ke rumah untuk mengajarinya," ujarnya.

[Gambas:Video CNN] (dik/res)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER