MUSIC AT NEWSROOM

Rahasia di Balik Warna-warni Gaya The Upstairs

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Rabu, 31 Jan 2018 10:41 WIB
Padu padan penuh tabrakan warna menjadi ciri khas penampilan The Upstairs. Namun ada kisah di balik pemilihan warna 'ngejreng' itu.
Padu padan penuh tabrakan warna menjadi ciri khas penampilan The Upstairs. Namun ada kisah di balik pemilihan warna 'ngejreng' itu. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terbentuk pada 2001, band The Upstairs identik dengan pakaian warna-warni saat beraksi di atas panggung. Mereka sering memadukan pakaian berwarna kontras, seperti celana merah berpadu jaket kuning atau celana hijau muda bersanding kemeja hitam.

Saksikan streamingnya di bawah ini:

[Gambas:Video CNN]

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan gaya pakaian seperti itu bukan tanpa alasan. Vokalis Jimi Multazam mengatakan tata cahaya panggung zaman dahulu yang belum canggih dengan banyak warna menjadi alasan band beraliran new wave itu tampil warna-warni.

"Waktu kita pentas, panggung zaman dahulu jelek banget. Jadi bagaimana caranya kita manggung membuat orang terhibur dan pulang membawa cerita," kata Jimi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.


Bukan hanya karena tata lampu yang kurang berwarna. Ide mengenakan pakaian itu terinspirasi dari fauvisme, salah satu aliran dalam seni lukis yang menampilkan warna-warna kuat.

Pengetahuan itu didapat Jimi saat ia menimba ilmu di jurusan Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta. Ketika mahasiswa lain mengidolakan Andy Warhol, Jimi mengidolakan Henri Matisse, Kees van Dongen dan David Bachmann yang sering melukis dengan gaya fauvisme.

Ilmu itu juga Jimi tuangkan dalam kover album dan beberapa materi promosi The Upstairs. Salah satunya adalah kover album Matraman yang menampilkan pria berkaus hijau berjaket biru dengan latar warna kuning dan ungu yang membentuk lingkaran.


Karakter The Upstairs menjadi sangat kuat karena gaya pakaian dan kover bergaya serupa.

"Dalam musik, audio visual enggak bisa dipisah. Kalau datang ke pentas hanya untuk audio mending putar CD atau jadi DJ," kata Jimi.

Jimi melanjutkan sambil tertawa, "Ketika saya berada di pentas, saya harus torehkan semua warna karena pentas bukan kehidupan sehari-hari. Kalau sehari-hari kami kembali menjadi rakyat jelata."

Sampai saat ini The Upstairs sudah merilis empat album: Matraman (2004), Energy (2006), Magnet! Magnet! (2009), dan Katalika (2012).

[Gambas:Youtube]

Mereka juga sudah merilis empat album mini, yaitu Antahberantah (2002), Kunobatkan Jadi Fantasi (2008), Menaralara (2010), dan Kubilsm: Relax (2013).

Pada 2004 sampai 2010, The Upstairs bagaikan raja pentas seni di Jakarta. Acara yang mereka bintangi selalu dipadati Modern Darlings, sebutan penggemar The Upstairs.

Bukan hanya bernyanyi atau berjoget, Modern Darlings juga berpakaian warna-warni serupa The Upstairs. Hampir setiap The Upstairs tampil, Modern Darlings mengenakan pakaian dengan warna kontras.


Jimi dan personel The Upstairs lain tak pernah merencakan untuk 'meracuni' penggemarnya dengan pakaian seperti itu. Mereka hanya ingin tampil berbeda dengan musisi lain dengan karakter yang kuat.

"Kalau memang penggemar merujuk seperti itu, ya bonus. Itu kami senang juga ngeliatnya," kata Jimi.

The Upstairs akan memperdengarkan karya-karyanya yang ajaib itu di CNNIndonesia.com  Music at Newsroom yang tayang pada Rabu (31/1), pukul 14.00-15.00 WIB. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER