
MUSIC AT NEWSROOM
Imaji Sepele hingga Kawin Folk-New Wave ala The Upstairs
Muhammad Andika Putra, CNN Indonesia | Jumat, 26/01/2018 10:07 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiranku kian menyiksa mata
Menyita sinar pada tata cahaya
Mereka berdansa sungguh seragam
Tetabuhan purbakala telah dilistrikkan
Apa ku ada di Mars
Ataukah mereka mengundang orang Mars
Lirik di atas adalah penggalan dari lagu Apakah Aku Berada di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars milik The Upstairs.
Vokalis Jimi Multazam adalah orang dibalik lirik tersebut, sedangkan gitaris Kubil Idris bertanggung jawab mengaransemen musik.
Jika diperhatikan, lirik tersebut memiliki arti mendalam meski terasa slengean. Jimi menceritakan pengalaman berkunjung ke diskotik di tahun 2002.
Mungkin pengalaman itu tidak penting, tapi Jimi berhasil mengemas dengan lirik yang bagus dan bisa membuat orang merasakan pengalaman serupa.
"Ketika sampai di klub, saya merasa asing dan saya bilang kayak di planet Mars. Kemudian saya bilang ke teman jangan-jangan dia yang mengundang orang Mars," kata Jimi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Jimi mengaku tak lama di klub itu karena ingin menulis lagu dari perkataan spontan yang baru diucapkan. Ia tak ingin berlama-lama di klub yang bisa membuatnya lupa perkataan soal Mars dan hilang begitu saja.
Musisi yang berusia 44 tahun ini mengatakan lebih sering menghabiskan waktu di luar ketimbang di rumah. Nongkrong atau pergi bersama teman dengan berbagai macam latar belakang sering ia lakukan.
[Gambas:Youtube]
Melakukan kegiatan di luar rumah membuat Jimi sering melihat kehidupan jalanan, begitu juga dengan teman-temannya yang sering merespons setiap ada momentum.
Hampir setiap momen, kata Jimi, temannya selalu memiliki respons yang berbeda-beda dan unik. Ia merasa bersyukur karena respons spontan teman-temannya dapat diracik menjadi lagu yang ciamik.
“Ketika nongkrong sama teman, ada cewek berdarah-darah, junkie dan nyeker. Semua mikir yang aneh-aneh dan gua tangkap itu, temen gua ada yang bilang itu cewek dari antah berantah," kata Jimi.
Kata “antah berantah” lalu Jimi adopsi menjadi judul lagu berdurasi tiga setengah menit. Lirik lagu menceritakan kondisi perempuan yang entah dari mana asalnya.
Menahan kantuk
Terus terjaga
Luka serius
Sekujur badan
Engkau berdarah-darah dari antahberantah
Sepele memang, tapi Jimi berhasil menulis lirik yang bagus. Apa lagi sentuhan musik dari Kubil membuat lagu Antahberantah menjadi semakin menarik.
Jimi belajar memoles hal sepele menjadi menarik sejak menimba ilmu di jurusan seni rupa dan desain Institut Kesenian Jakarta.
Ia bersama Henri Foundation pernah membuat pameran bertajuk Jimi VS Henri. Pameran itu menampilkan karya yang terinspirasi dari hal-hal sederhana.
Jimi mengatakan Henri membuat karya yang terinspirasi dari stasiun. Sedangkan ia membuat karya yang terinspirasi dari mengikat tali sepatu.
Pola pikir membuat sesuatu dari hal sepele terus ia praktikkan dalam menulis lagu untuk band beraliran New Wave ini.
“Saya pernah berada tempat junk food kawasan Jakarta Pusat sekitar jam 3 pagi. Mulai berdatangan kupu-kupu malam dan orang-orang LGBT. Akhirnya saya bikin lagu Junk Food Sodom Gamorah," kata Jimi.
Jimi melanjutkan, "Kalau lirik saya suka menulis lirik folk, folk campur new wave jadi satu. Musik new wave biasanya berlirik space ace, kalau di The Upstaitrs saya kawinkan musik new wave yang futuristik dengan lirik folk."
Menyita sinar pada tata cahaya
Mereka berdansa sungguh seragam
Tetabuhan purbakala telah dilistrikkan
Apa ku ada di Mars
Ataukah mereka mengundang orang Mars
Lirik di atas adalah penggalan dari lagu Apakah Aku Berada di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars milik The Upstairs.
Vokalis Jimi Multazam adalah orang dibalik lirik tersebut, sedangkan gitaris Kubil Idris bertanggung jawab mengaransemen musik.
Jika diperhatikan, lirik tersebut memiliki arti mendalam meski terasa slengean. Jimi menceritakan pengalaman berkunjung ke diskotik di tahun 2002.
Mungkin pengalaman itu tidak penting, tapi Jimi berhasil mengemas dengan lirik yang bagus dan bisa membuat orang merasakan pengalaman serupa.
"Ketika sampai di klub, saya merasa asing dan saya bilang kayak di planet Mars. Kemudian saya bilang ke teman jangan-jangan dia yang mengundang orang Mars," kata Jimi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Jimi mengaku tak lama di klub itu karena ingin menulis lagu dari perkataan spontan yang baru diucapkan. Ia tak ingin berlama-lama di klub yang bisa membuatnya lupa perkataan soal Mars dan hilang begitu saja.
Musisi yang berusia 44 tahun ini mengatakan lebih sering menghabiskan waktu di luar ketimbang di rumah. Nongkrong atau pergi bersama teman dengan berbagai macam latar belakang sering ia lakukan.
[Gambas:Youtube]
Melakukan kegiatan di luar rumah membuat Jimi sering melihat kehidupan jalanan, begitu juga dengan teman-temannya yang sering merespons setiap ada momentum.
Hampir setiap momen, kata Jimi, temannya selalu memiliki respons yang berbeda-beda dan unik. Ia merasa bersyukur karena respons spontan teman-temannya dapat diracik menjadi lagu yang ciamik.
“Ketika nongkrong sama teman, ada cewek berdarah-darah, junkie dan nyeker. Semua mikir yang aneh-aneh dan gua tangkap itu, temen gua ada yang bilang itu cewek dari antah berantah," kata Jimi.
Kata “antah berantah” lalu Jimi adopsi menjadi judul lagu berdurasi tiga setengah menit. Lirik lagu menceritakan kondisi perempuan yang entah dari mana asalnya.
Menahan kantuk
Terus terjaga
Luka serius
Sekujur badan
Engkau berdarah-darah dari antahberantah
Sepele memang, tapi Jimi berhasil menulis lirik yang bagus. Apa lagi sentuhan musik dari Kubil membuat lagu Antahberantah menjadi semakin menarik.
Jimi belajar memoles hal sepele menjadi menarik sejak menimba ilmu di jurusan seni rupa dan desain Institut Kesenian Jakarta.
Ia bersama Henri Foundation pernah membuat pameran bertajuk Jimi VS Henri. Pameran itu menampilkan karya yang terinspirasi dari hal-hal sederhana.
Jimi mengatakan Henri membuat karya yang terinspirasi dari stasiun. Sedangkan ia membuat karya yang terinspirasi dari mengikat tali sepatu.
Pola pikir membuat sesuatu dari hal sepele terus ia praktikkan dalam menulis lagu untuk band beraliran New Wave ini.
“Saya pernah berada tempat junk food kawasan Jakarta Pusat sekitar jam 3 pagi. Mulai berdatangan kupu-kupu malam dan orang-orang LGBT. Akhirnya saya bikin lagu Junk Food Sodom Gamorah," kata Jimi.
Jimi melanjutkan, "Kalau lirik saya suka menulis lirik folk, folk campur new wave jadi satu. Musik new wave biasanya berlirik space ace, kalau di The Upstaitrs saya kawinkan musik new wave yang futuristik dengan lirik folk."
The Upstairs akan memperdengarkan karya-karyanya yang ajaib itu di CNNIndonesia.com Music at Newsroom yang tayang pada Rabu (31/1) mendatang, pukul 14.00-15.00 WIB.
(end)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Ulasan Film
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Teddy Syah Ungkap Kronologi Rina Gunawan Sebelum Sakit
Hiburan • 2 jam yang lalu
Jenazah Rina Gunawan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Hiburan 3 jam yang lalu
Rina Gunawan Dimakamkan Pakai Protokol, Suami Ucap Perpisahan
Hiburan 3 jam yang lalu