Ajip Rosidi, Delapan Dekade dan Masih Berkarya

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Kamis, 01 Feb 2018 02:13 WIB
Pada perayaan ulang tahunnya, Ajip Rosidi mengumumkan anugerah bagi mereka yang berjasa mengembangkan sastra dan bahasa daerah dari mulai Batak hingga Bali.
Ajip Rosidi (duduk) yang juga Ketua Dewan Pembina Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin saat bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada November tahun lalu. (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Bandung, CNN Indonesia -- Menginjak usia ke-80 tahun, budayawan Ajip Rosidi mengabarkan bakal menerbitkan Kamus Istilah Sastra tahun ini.

Itu disampaikan Ajip pada perayaan ulang tahun ke-80 yang digelar di halaman Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut, Kota Bandung, Rabu (31/1). Hadir dalam pesta itu para sahabat Ajip baik dari kalangan seniman maupun budayawan seperti Saini KM, Edi Iskandar, Godi Suwarna, dan Nani Wijaya.

Selain itu, pada perayaan genap ulang tahun ke-80 yang digelar kemarin, Ajip memberikan Hadiah Sastra Rancage kepada mereka yang berjasa dalam mengembangkan bahasa dan sastra daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk Sastra Sunda adalah Nazarudin Azwar dengan karya berjudul Miang. Sastra Jawa diraih Suharmoni K. dengan karya Kakang Kawah Adi Ari-ari.

Lalu untuk sastra Bali diberikakan kepada Nirguna dengan karya Bulan Sisi Kauh, Sastra Lampung untuk Muhamad Harya Ramdoni dengan karyanya berjudul Semilau. Kemudian, untuk Sastra batak diberikan kepada Panusunan SImanjuntak yang menulis karya berjudul Bangso Na Jugul Do Hami. Sedangkan sastra Banjarmasin diberikan kepada Hatmiati Mas'yud lewat karya berjudul Pilanggur. Dan, karya sastra Samsudi diberikan kepada Tetty Hodijah lewat karya Ulin ka Monumen.

Ajip lahir di Jatiwangi, Majalengka, pada 31 Januari 1938. Memasuki masa lansia, Ajip yang dikenal sebagai penulis kreatif sejak dekade 1952 itu tak bisa menutup uzurnya tubuh. Meski begitu, diakui Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang hadir dalam perayaan itu mengatakan semangat Ajip terutama atas sastra dan bahasa tak pernah kendor.

"Kadang kita malu beliau masih terus enerjik. Minimal kalau sedang ditelepon semangatnya masih terasa," ujarnya.


Sebagai penulis kreatif, dia memulainya lewat sajak, cerita pendek, roman, drama dan lain-lain dalam bahasa Indonesia dan Sunda pada 1952 silam.

Bukunya yang pertama terbit ketika usianya 17 tahun dengan judul Tahun-tahun Kematian pada 1955 silam. Hingga sekarang total lebih dari 130 judul, baik kumpulan cerita pendek, kumpulan sajak, roman, drama, esai, kritik; asli tulisannya sendiri, maupun terjemahan yang sudah diterbitkan Ajip. (hyg/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER