MUSIC AT NEWSROOM

Folk 70 Persen dalam Dialog Dini Hari

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Rabu, 21 Feb 2018 09:47 WIB
Dadang Pranoto sebagai vokalis dan gitaris Dialog Dini Hari mengaku band-nya hanya bisa menerapkan 70 persen folk.
Dialog Dini Hari mengaku tak bisa menerapkan 100 persen folk dalam musiknya. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terbentuk pada tahun 2008, Dialog Dini Hari dicap sebagai band beraliran folk. Nuansa folk kental sejak album pertama band yang dihuni Dadang Pranoto sebagai gitaris serta vokalis, Brozio Orah sebagai bassis dan suara latar serta Deny sebagai drummer itu.

Album pertama mereka bertajuk Beranda Taman Hati (2009), dilanjutkan Tentang Rumahku (2014). Di antara dua tahun itu mereka juga merilis Extended Play (EP) yang bertajuk Dialog Dini Hari (2010) serta Lengkung Langit (2012).

Bukan hanya dalam lirik, nuansa folk di karya Dialog Dini Hari juga terasa sampai instrumen musiknya. Hanya belakangan gaya musik mereka sedikit berubah, terutama setelah merilis lagu Sahabatku Jadi Hantu dengan versi aransemen yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam album Beranda Taman Hati, lagu Sahabatku Jadi Hantu hanya dimainkan dengan gitar akustik, bass dan drum. Pada aransemen baru, ada tambahan suara kibor dan synth.

Dadang mengaku terpengaruh musik folk saat mendirikan Dialog Dini Hari. Saat itu ia mendirikannya bersama Ian Joshua Stevenson (bass) dan Mark Liepmann (drum). Ian dan Mark kini tak lagi fokus di Dialog Dini Hari karena memang awalnya itu hanya proyek studio.

"Kemudian saya ketemu Deny dan Zio. Sampai sekarang masih ada folk, tapi tidak 100 persen," kata Dadang.

[Gambas:Youtube]

Dialog Dini Hari, diibaratkan Dadang, sebagai orang yang mengidolakan musisi folk dan ingin 100 persen seperti musisi tersebut. Namun, band itu hanya 70 persen menguasai folk.

"Dialog Dini Hari itu 70 persen folk yang kami kerjakan sampai sekarang. Kami enggan berani bilang 100 persen folk, tapi napas, dasar dan tema kami folk," kata Dadang.

Dadang mengakui bahwa secara musikal band-nya bukan folk. "Zio pakai synth dan banyak main ambience. Folk kan enggak begitu. Tapi mental kami folk," tuturnya kembali menegaskan.


Menurut Dadang sendiri, folk merupakan musik yang lahir dari rakyat. Hal-hal sederhana yang berasal dari rakyat pun bisa disebut folk. Oleh karena itu musik folk sering berbicara soal sosial dan dianggap sebagai musik yang dekat dengan etnik.

Itulah yang dipertahankan dalam lirik Dialog Dini Hari.

Dadang menilai setiap negara memiliki karakteristik musik folk yang berbeda-beda. Folk, katanya, bisa merepresentasikan geografis suatu daerah.

"Lagu daerah itu masuk folk. Jadi jangan dikira main akustik itu folk, main harmoni itu folk, tidak begitu. Tapi ini bisa diperdebatkan, saya tidak tahu pandangan orang lain bagaimana, tapi ini yang saya lihat," kata Dadang.


Dialog Dini Hari sendiri 'menganut' folk dari Amerika Serikat, salah satunya Bob Dylan.

Dialog Dini Hari akan berdialog dengan CNNIndonesia.com dalam Music at Newsroom, Rabu (21/2) pukul 14.00 sampai 15.00 WIB. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER