Jakarta, CNN Indonesia -- Euforia pernikahan
Pangeran Harry dan
Meghan Markle semakin terasa menjelang mereka mengikat janji di Kapel St. George, Kastel Windsor, Inggris, Sabtu (19/5).
Masyarakat dari berbagai kalangan membanjiri Windsor sembari membawa bendera Inggris dengan wajah Harry dan Markle di tengahnya. Tak hanya warga Inggris, ada pula turis dari Amerika Serikat, negara kelahiran Markle, yang datang demi menyaksikan pernikahan itu.
Sejak beberapa hari lalu membanjiri jembatan yang menghubungkan Windsor dan Eton, di mana patung lilin Harry dan Markle dari Madame Tussauds London dipamerkan untuk swafoto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernikahan Harry dan Markle lebih dari sekadar hajatan besar keluarga Kerajaan Inggris.
Pesta kali ini juga berarti besar bagi masyarakat kulit berwarna. Mereka merasa ikut 'terangkat' saat Markle yang berdarah campuran, bisa menjadi anggota Kerajaan Inggris. Ayah Markle merupakan kulit putih dan ibunya kulit berwarna dan punya riwayat budak.
"Saya harap perempuan, terutama perempuan berkulit hitam, bisa melihat diri mereka dalam dirinya [Markle] dan ibunya, dan tahu bahwa tidak ada jarak yang dimaksudkan untuk kita," kata Ishea Brown, seorang remaja kulit berwarna di Seattle, dikutip
Reuters.
Merayakan pernikahan itu, ia bahkan mengenakan tagar #WakandaWeddingWeekend, merujuk pada negara fiktif di Afrika yang dimunculkan di Black Panther dan film Marvel.
Kalau Brown menyaksikan pernikahan dari Amerika, mereka yang datang langsung ke Inggris ingin menyaksikan sejarah. Mereka juga membekali diri dengan pernak-pernik bernuansa pernikahan Kerajaan Inggris. Mulai gelas, kaca mata, bendera, sampai kondom pun dijual.
Mengutip
Express, diprediksi jutaan orang di dunia menyaksikan pernikahan itu, sementara ribuan memilih datang langsung ke Inggris.
Namun di antara mereka yang sudah berkumpul di jalanan Windsor sejak pagi dan melambaikan bendera, ada saja yang merasa 'muak' dan bosan dengan euforia yang terlalu kental.
Grup kampanye anti-monarki justru mengadakan konvensi Republik di London, pada waktu yang sama seperti jadwal pernikahan Harry dan Markle. Beberapa pub juga memilih berbeda dari lainnya, tidak menayangkan langsung pernikahan Harry dan Markle hari ini.
Salah satunya pub The Nun's Head yang mengklaim sebagai The Ryan Gosling of Pub. Melalui media sosial mereka mengumumkan bahwa siapa pun yang datang ke pub itu tidak akan diganggu euforia tentang pernikahan Kerajaan Inggris. Mengutip situsnya, mereka bahkan mengatakan akan dengan sopan menegur jika ada yang membicarakan pernikahan Harry-Markle di sana.
"Beberapa orang benar-benar bosan dengan liputan media yang konstan dan keriaan yang itu-itu saja, pub ini akan menjadi 'surga' aman bagi mereka untuk bisa berkumpul bersama dan tidak memedulikan pernikahan itu," tulis Nick, pemilik pub itu pada
CNNIndonesia.com.
 Ajakan di salah satu pub di Inggris. (Dok. The Nun's Head London) |
Itu sesuai dengan survei yang dilakukan YouGov Senin lalu. Survei yang digagas oleh grup Republik yang anti-monarkis itu menemukan bahwa 66 persen warga Inggris sebenarnya tidak tertarik dengan pernikahan besar-besaran Harry-Markle yang dilangsungkan mulai siang ini.
Survei juga mengungkap bahwa 60 persen warga Inggris berencana punya akhir pekan normal.
Lebih lanjut, mengutip
Reuters, YouGov mengungkap bahwa 57 persen responden percaya Kerajaan Inggris harusnya membayar, bukan hanya untuk pernikahan yang dibiayai pajak masyarakat, melainkan juga biaya pengamanan termasuk penjagaan ribuan polisi.
(rsa)