Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk para penggemar film, musim gugur adalah musim mereka. Sejumlah festival hadir, salah satunya Festival Film Internasional 2018 yang populer dan memuaskan dahaga atas film-film indie dari berbagai belahan dunia.
Tahun ini, TIFF atau Toronto International Film Festival mendapat kehormatan untuk pemutaran perdana 'Halloween', sekuel terbaru dari karya klasik John Carpenter yang dibintangi oleh Jamie Lee Curtis sebagai Laurie Strode, seorang nenek pembangkang.
Dengan tidak melupakan 'Midnight Madness', masih ada debut Amerika Utara dari dua peraih Piala Oscar: pasangan Bradley Cooper-Lady Gaga dalam 'A Star Is Born' dan biopik kontroversial Neil Armstrong yang dibintangi oleh Ryan Gosling, 'First Man'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Highlight lain adalah 'Widows', di mana Viola Davis tampil mempesona sebagai istri seorang kriminal yang memutuskan beraksi sendiri.
Lalu ada 'Mid90s' dari Jonah Hill, sebuah film tentang remaja dan skateboard; serta aksi mengejutkan Timothée Chalamet dan Nicole Kidman.
Berikut enam film yang layak ditonton dari Toronto International Film Festival 2018:
'Mid90s'Darah muda, darahnya para remaja, bisa dibilang sebagai ungkapan yang pas untuk film ini. Menjadi debut penyutradaraan aktor Jonah Hill, film ini berkisah mengenai sekawan anak remaja dan dunia skateboard di Los Angeles.
Film ini mendapat banyak pujian karena dianggap mampu merangkum "hawa" skateboard di Los Angeles pada tahun 1990-an.
[Gambas:Youtube]'Burning'Tidak mudah untuk menjelaskan tentang 'Burning', drama dari Korea Selatan yang terinspirasi oleh cerita pendek Haruki Murakami.
Mulanya terlihat seperti kisah cinta antara Haemi (Jeon) dan Jongsu (Yoo), dua kenalan lama yang dipertemukan kembali oleh kehidupan. Perlahan dan elegan, semua berubah jadi lebih misterius.
Haemi meninggalkan perjalanan ketika dia bertemu Ben, diperankan oleh Steven Yeun yang populer dalam 'The Walking Dead'.
Namun ada hal aneh tentang pria seksi dan kaya-raya itu, membuat Jongsu tenggelam dalam perilaku obsesif.
Durasi film ini cukup panjang, tetapi tidak mengecewakan.
[Gambas:Youtube]'The Sisters Brothers'Yang terlihat seperti komedi slapstick khas Barat tentang dua pembunuh bayaran, kemudian menjadi lebih spesial dalam film adaptasi dari novel karya Patrick DeWitt ini.
Dibintangi oleh Joaquin Phoenix dan John C. Reilly, pasangan ini terasa aneh namun cocok sebagai Charlie dan Eli, kakak-beradik yang konsisten bertengkar.
Charlie tak punya masalah dengan kekerasan yang jadi bagian sehari-hari mereka, namun Eli yang lebih sensitif mulai terganggu.
Sementara target mereka, Hermann Kermit Warmn, diperankan oleh Riz Ahmed, di luar dugaan mempunyai kesamaan visi tentang komunitas yang ideal dengan John Morris (Jake Gyllenhaal).
Hasilnya adalah sebuah film yang menghibur, sekaligus mengajak berpikir tentang kesetiaan, keserakahan, dan seperti apa mengejar mimpi Amerika.
[Gambas:Youtube]'The Old Man & the Gun'Di film ini, David Lowery mengarahkan Robert Redford sebagai Forrest Tucker, seorang perampok bank senior yang menikmati dan berkomitmen dengan tindakannya.
Sebelumnya, kisah nyata Tucker sudah ditulis oleh David Grann.
Tucker diceritakan begitu berkarisma dan berkarakter.
Tak hanya membuat wanita kebingungan, bahkan juga detektif yang melacaknya, yang diperankan oleh Ben Affleck.
Redford pun menyebutkan, 'The Old Man & the Gun' mungkin menjadi film terakhir dari perjalanan panjangnya sebagai seorang aktor.
[Gambas:Youtube]'If Beale Street Could Talk'Memilih bentuk visual dari novel James Baldwin, sutradara Barry Jenkins menjaga struktur sesuai naskah asli 'If Beale Street Could Talk', dengan narasi oleh pendatang baru KiKi Layne sebagai Tish.
Diceritakan dengan alur maju-mundur, kisah roman Tish dengan teman lamanya Fonny, diperankan oleh Stephan James, terganggu ketika polisi rasis menahan Fonny atas tuduhan pemerkosaan.
Intensitas emosi tanpa dialog ini yang ditangkap oleh Jenkins, juga momen-momen indah antara dua tokoh dimabuk cinta di atas.
Sebuah film tentang ketidakadilan, dan cara bertahan menghadapinya.
[Gambas:Youtube]'Widows'Sutradara Steve McQueen yang punya karya mengesankan '12 Years A Slave', kembali dengan sebuah kisah thriller adaptasi dari film serial televisi Inggris.
Garisnya sederhana, adalah seorang wanita yang diperankan oleh Viola Davis, memimpin pencurian yang dilakukan sejumlah janda lantaran suami-suami mereka terbunuh dalam sebuah tugas.
Digarap oleh McQueen dan penulis 'Gone Girl', Gillian Flynn, Widows menjadi film bermuatan politis, menceritakan intrik kota Chicago, perbedaan ras, dan aliansi antar-wanita.
[Gambas:Youtube] (ard/ard)