Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara
Timo Tjahjanto mengunggah gambar '
Si Buta dari Gua Hantu' melalui akun instagram @timobros. Ia juga memberikan keterangan singkat pada gambar tersebut.
"Dalam kegelapan.. sosok seorang putra.. dendam dan lara menutup kedua matanya. Dia terjerumus sebagai manusia... dan bangkit menjadi legenda' #2020," tulis Timo.
[Gambas:Instagram]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam gambar, terlihat pendekar yang memiliki nama asli Barda Mandrawata itu sedang keluar dari sebuah gua. Sembari memegang tongkat, di pundaknya terdapat seekor monyet yang dikenal dengan nama Wanara.
Terlihat pula ular berwarna hijau yang memiliki tubuh cukup besar. Ular itu tepat berada di depan Barda dan Kliwon.
Pada Agustus lalu, Timo juga sempat mengunggah foto yang memuat sampul naskah film Si Buta dari Gua Hantu. Dalam foto tersebut terlihat judul resmi film, penulis naskah dan penulis komik Si Buta dari Gua Hantu.
[Gambas:Instagram]"Judul resmi kearifan lokal ceunah. #nusantaraberdarah," tulis Timo.
Si Buta dari Gua Hantu merupakan karakter utama dalam serial cerita silat yang diciptakan komikus Ganesh TH pada 1960-an. Komik ini pertama kali terbit pada 1967 dan dicetak ulang pada 2005.
Komik ini sempat diadaptasi menjadi film pada akhir 1970 dengan judul sama. Adaptasi berlanjut pada enam judul film lain, yaitu Borobudur (1972), Sorga yang Hilang (1977), Duel di Kawah Bromo (1977), Neraka Perut Bumi (1985), Lembah Maut (1990), dan Bangkitnya Si Mata Malaikat (1988).
Secara garis besar, Si Buta dari Gua Hantu berlatar di Nusantara pada zaman kolonial Hindia Belanda. Mengutip laman resmi pemegang hak cipta komik, Bumilangit Studio, ia memiliki ilmu silat tinggi dengan menggunakan pedang atau tongkat dan menguasai ilmu membedakan suara.
Demi membalas kematian ayah dan tunangannya, Barda terpaksa membutakan kedua matanya untuk dapat mengalahkan Mata Malaikat, penjahat buta yang sakti mandraguna. Sejak itu ia dikenal sebagai pendekar perkasa dan legendaris dengan julukan Si Buta dari Gua Hantu.
Si Buta diceritakan seorang petualang dan pergi ke berbagai pelosok Nusantara. Tidak sendiri, ia ditemani Wanara yang kerap hinggap di pundaknya.
(adp/rea)