Jakarta, CNN Indonesia -- Presenter
Daniel Mananta akan berlakon sebagai Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama dalam film biopik bertajuk
'A Man Called Ahok'. Untuk dapat memainkan peran sebagai sosok Ahok secara utuh, Daniel mengaku dirinya belajar dari banyak pihak, termasuk seorang tukang kopi.
Tak dapat dipungkiri, sosok Ahok memang memiliki banyak ciri khas yang telah lekat di ingatan publik seperti logat Belitung yang kental, suara serak, gaya busana kaos dimasukkan ke dalam celana, hingga gestur tangan khas. Hal ini yang membuat Daniel harus berusaha ekstra untuk mengimitasi sosok mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Alih-alih khawatir soal menirukan suara serak Ahok, dirinya justru lebih tertantang berbicara dengan logat Belitung. Karena jika tidak teliti memilih kata, ia akan terpeleset lidah dan malah berbicara dengan logat Malaysia. Dirinya mengaku kedua bahasa ini memang mirip dan kerap membuatnya terjebak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tersulit justru logat Belitung. Logat Belitung tuh beda sama logat Malaysia. Memang mirip, makanya jadi kadang saya suka terjebak di situ," jelasnya kala jumpa media di Epicentrum Mall, Jakarta, pada Senin (5/10).
Dalam film yang disutradarai oleh Putrama Tuta ini, Daniel juga diharuskan untuk berbahasa Khek. Meski masih merupakan keturunan Tionghoa, pria satu anak itu hanya menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris dalam kehidupan sehari-harinya.
Meski memiliki pelatih aksen, dirinya kerap berbaur dengan masyarakat lokal untuk mendapatkan aksen asli yang membantunya 'menjadi' Ahok. Kala proses syuting berlangsung, Daniel pernah berkunjung ke salah satu kedai kopi di daerah Manggar. Pemilik kedai kopi tersebut merupakan karakter Aliong yang juga turut diceritakan dalam film ini.
"Di dalam film kan ada karakter Aliong tuh, nah karakter Aliong aslinya masih ada dan dia jualan kopi. Pas keliling-keliling, gue
stuck di situ karena kebetulan hujan. Akhirnya gue ngobrol sama dia dan gue minta dia ngomongin beberapa dialog gue," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga merekam bagaimana dialog-dialog dalam bahasa Khek tersebut diucapkan dan menyimpannya di ponselnya.
"Iya, itu gue rekam dan gue dengerin berulang-ulang. Jadi kalo gue mau ngucapin dialog gue, gue dengerin. Biar mirip aksennya," jelas Daniel.
Selain riset mandiri lewat YouTube, jiwa sebagai Ahok ia bangun dengan berpondasikan pada pembicaraannya dengan sosok Ahok pribadi di Mako Brimob kala hari kedua syuting.
"Ada satu pertanyaan yang pengen gue tanyain ke beliau yaitu gimana sebenarnya tanggapan dia ke bapaknya. Karena di keluarga Chinese, ngomong balik ke orang tua itu tabu," jelasnya.
"Lalu, Pak Ahok bilang justru itu yang buat keluarga dia beda sama keluarga Chinese lainnya. Di keluarganya, nggak ada masalah (ngomong balik) asal kita yakin kalau apa yang kita omongin itu benar. Adu argumentasinya positif," tambahnya.
Setelah mendengar hal ini, ia langsung mendapatkan pondasi untuk bisa berakting berani seperti Ahok di dunia nyata.
Film
'A Man Called Ahok' akan rilis pada 8 November mendatang. Selain Daniel Mananta, film produksi The United Team of Art tersebut juga akan dibintangi oleh Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Denny Sumargo, Donny Damara, Eriska Rein, Ferry Salim, dan Eric Febrian.
(dna/rea)