Jakarta, CNN Indonesia --
Selandia Baru menarik film thriller
Hotel Mumbai dari bioskop, menyusul tragedi penembakan di sebuah masjid di Christchurch pekan lalu. Film yang dibintangi
Dev Patel itu dianggap mirip dengan insiden yang membunuh sampai sekitar 50 orang di Selandia Baru.
Hotel Mumbai bercerita tentang pembunuhan massal oleh teroris di Mumbai pada 2008. Peristiwa yang terjadi sampai berhari-hari itu menewaskan setidaknya 166 orang. Sembilan teroris menjadi korban tambahan dalam peristiwa yang terjadi pada akhir November itu.
Pada peristiwa aslinya, serangan terjadi di Taj Mahal Palace Hotel. Adalah kelompok teroris dari Pakistan yang menembakkan senjata dan mengebom secara membabi-buta saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu mirip dengan peristiwa di Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu, di mana seorang bersenjata menembak massal orang-orang yang sedang salat Jumat di masjid.
Keputusan untuk menarik
Hotel Mumbai dari bioskop diambil oleh distributor Icon Films. Itu tak lepas dari keengganan beberapa bioskop memutar filmnya akhir pekan lalu. Bos Icon Films, dilaporkan
Ace Showbiz, pun memutuskan menariknya sampai 28 Maret mendatang.
"Setelah mendengar tentang serangan Jumat lalu, Icon Films Distribution langsung menunda seluruh promosi untuk film [
Hotel Mumbai] di Selandia Baru. Setelah berkonsultasi dengan rekan bioskop lokal, kami memutuskan untuk menghentikan rilis film sebagai penghormatan atas negara yang sedang berduka," demikian pernyataan resmi Icon Films Distribution.
Hotel Mumbai disutradarai oleh Anthony Maras. Ia dijadwalkan rilis di Amerika Serikat pada 22 Maret mendatang. Sebelum
Hotel Mumbai, serangan di India sudah pernah beberapa kali dibuat film, salah satunya
Taj Mahal (2015) yang dibuat oleh sineas Prancis.
(rsa)