Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara
Joko Anwar turut memperhatikan
kerusuhan 22 Mei hari ini. Kerusuhan tersebut merupakan buntut dari aksi di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (
Bawaslu) yang berlangsung sejak Selasa (21/5) kemarin.
"Secara bertubi-tubi setiap hari menyuarakan kecurangan pemilu tanpa cukup bukti, jelas sangat berbahaya sekali. Rakyat terpecah parah sejak 2014. Sejak marak kampanye hitam, hoax. Daya nalar masyarakat rusak. Fanatisme terhadap pemimpin meningkat," kata Joko kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Rabu (22/5).
Joko melanjutkan, "Pemimpin seharusnya berhati-hati berbicara. Kalau sudah ricuh begini, enggak bisa cuci tangan dengan bilang 'itu bukan massa kami'. Karena mereka yang membakar massa dengan menyulut keberpihakan buta."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 43 tahun ini tidak menyebut siapa pemimpin dan pihak yang menyuarakan kecurangan pemilu tanpa bukti. Namun Joko tetap menyalahkan pihak tersebut.
"Taruhlah benar bukan massa mereka, tapi situasi panas politik yang mereka ciptakan ini bukan kondusif buat kelompok yang mau bikin rusuh. Tetap salah mereka," kata Joko.
Akibat dari aksi yang berujung kerusuhan, Joko mengaku pekerjaannya hari ini terganggu. Tapi, baginya kerusuhan ini bukan sekadar mengganggu pekerjaan, melainkan masalah masyarakat yang nalarnya semakin tumpul dan berdampak bertahun-tahun.
Ia menilai imbauan untuk tenang dari pemimpin yang pertama kali menyulut emosi dengan mengatakan pemilu curang bisa menjadi solusi kerusuhan. Pemimpin tersebut bisa menyerukan pada pendukungnya untuk tenang dan ikuti prosedur hukum.
"Mereka yang bertanggung jawab untuk mendinginkan," kata Joko.
Sebelumnya, massa di sekitar kantor Bawaslu yang berkumpul sejak Selasa (21/5) siang membubarkan diri dengan tertib usai mendapat imbauan dari aparat keamanan usai pelaksanaan salat tarawih.
Situasi masih terkendali kendati sempat ada provokasi oknum dengan melempar benda keras ke polisi.
Sekitar Rabu (22/5) pukul 02.00 WIB, massa masih melakukan perlawanan. Selama lebih kurang satu jam bentrok berlangsung sengit, polisi pun kemudian juga menggunakan mercon.
Di kawasan perbelanjaan terbesar di Jakarta tersebut juga sempat terlihat kepulan asap. Massa terlihat membakar sejumlah benda.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut bentrok kali ini sudah menewaskan setidaknya 6 orang.
[Gambas:Video CNN] (adp/end)