Jakarta, CNN Indonesia -- Dua film yang diadaptasi dari karya sastrawan
Pramoedya Ananta Toer,
Perburuan dan
Bumi Manusia meraih selisih angka penonton yang terpaut jauh pada pekan debutnya. Film yang sama-sama tayang perdana pada 15 Agustus itu terpaut sekitar 25 kali lipat.
Film
Perburuan yang disutradarai Richard Oh tercatat hanya meraih sekitar 15.861 penonton sepanjang pekan debut, dikutip dari situs Film Indonesia. Sementara,
Bumi Manusia yang diarahkan sutradara Hanung Bramantyo telah meraih sekitar 411.216 penonton.
Dari angka tersebut, sekiranya
Perburuan telah mengantongi pendapatan kotor sekitar Rp634 juta, dari jumlah penonton dikalikan Rp40 ribu (rata-rata harga tiket per penonton). Sedangkan,
Bumi Manusia sudah mencatat angka sekitar Rp16,4 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain film
Perburuan dari rumah produksi yang sama,
Bumi Manusia juga mengalahkan angka penonton film horor
Makmum yang juga menjadi pendatang baru pada pekan lalu, di bawah naungan MD Pictures. Film yang diarahkan sutradara Hadrah Daeng Ratu dan dibintangi Titi Kamal ini meraih angka penonton sebanyak 243.963, dengan pendapatan kotor sekitar Rp9,75 miliar.
Di antara pendatang baru, film-film seperti
Mahasiswi Baru dan
Wedding Agreement, serta
Dua Garis Biru masih mengisi daftar Box Office Indonesia. Mengutip Cinepoint,
Wedding Agreement misalnya, meraih peningkatan sekitar 47 persen dengan tambahan penonton 382.847 ribu di pekan kedua dengan total sebanyak 644.108 penonton.
Kemudian
Mahasiswi Baru mengantongi peningkatan sekitar 6 persen dengan tambahan penonton 96.797 di pekan kedua dan menjadikannya total sebanyak 188.452.
Sementara,
Dua Garis Biru yang telah meraih jumlah penonton terbanyak kedua sepanjang 2019, mengalami penurunan pesat sebanyak 97 persen dengan mendapatkan tambahan 7.879 setelah satu bulan penayangan. Sejauh ini, film yang dibintangi Zara JKT48 itu telah meraih jumlah penonton sebanyak 2.536.934.
Secara keseluruhan,
Bumi Manusia berhasil mengisi posisi puncak di pekan debut.
 'Bumi Manusia' telak mengalahkan 'Perburuan' di pekan debut. (dok. Falcon Pictures) |
Bumi Manusia bercerita tentang Minke (Iqbaal Ramadhan), seorang pribumi yang bersekolah di HBS. Padahal pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa.
Namun Minke, selain anak seorang bangsawan, ia juga pribumi yang pandai dan sangat piawai menulis. Melihat kondisi di sekitar, ia tergerak untuk memperjuangkan nasib pribumi melalui tulisan. Minke menganggap tulisan membuat suaranya tidak akan padam ditelan angin.
Selain tokoh Minke, buku ini juga menggambarkan seorang 'nyai' bernama Nyai Ontosoroh, diperankan oleh Sha Ine Febriyanti. Pada saat itu, nyai dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan karena statusnya sebagai istri simpanan.
Status seorang nyai telah membuat dirinya sangat menderita, karena ia tidak memiliki hak asasi manusia dengan pantas. Nyai Ontosoroh sadar betul akan kondisi itu dan berusaha keras belajar, agar dapat diakui sebagai seorang manusia.
Melalui buku, secara hidup Pram juga menggambarkan kondisi masa kolonialisme Belanda pada saat itu. Ia memasukkan sedikit demi sedikit detail ke dalam tulisannya sehingga mirip dengan kondisi asli dan bisa dijadikan salah satu referensi sejarah meskipun fiksi.
[Gambas:Video CNN] (agn/rea)