Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai musisi,
Tuan Tigabelas memilih tidak mempermasalahkan posisi musik hip hop di bawah tanah atau industri. Baginya yang lebih penting adalah serius bermusik dan bekerja keras.
Musik hip hop tengah memiliki tempat di industri musik dalam lima tahun belakangan, pun media turut beramai-ramai menyorot para pelakunya. Sebenarnya, hip hop di Indonesia tidak pernah mati, hanya lebih banyak berjalan di bawah tanah.
"Gue berasal dari bawah tanah. Gue pengin bekerja sekeras mungkin biar bisa jadi contoh bahwa musisi dari bawah tanah bisa ada di industri," ujar Tuan Tigabelas saat berkunjung ke kantor
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai hip hop adalah musik yang sangat ketat, baik pergerakan di bawah tanah maupun di industri, di Indonesia atau luar negeri. Hal itu bisa dilihat dari musisi hip hop yang 'bergesekan' satu sama lain.
Menurut Tuan Tigabelas, 'pergesekan' musisi justru menjadi pertanda bahwa kondisi hip hop di Indonesia sedang sehat. Mereka yang bergesekan bisa mengungkapkan perasaan secara langsung lewat
diss track yang kemudian berujung
beef battle.
"Asal musisi bisa bertanggung jawab, kalau enggak suka karena apa. Yang menarik ini jadi kompetisi untuk buat lagu yang lebih. Fungsi
beef dan
diss seharusnya begitu," katanya.
Salah satu
beef yang menjadi perhatian adalah antara Ben Utomo dengan Xaqhala. Perseteruan berawal dari tulisan Xaqhala bertajuk
Ketika 'Battle Rap' Keseleo di majalah daring HELL MAGZ yang mengkritik kompetisi Beef Rap Battle garapan Ben bersama All Day Music.
Rapper senior tersebut memulai artikel dengan menuturkan tentang kontes MC di Amerika pada 1980-an. Ia juga menjelaskan apa itu
freestyle battle dan
battle rap, sebelum akhirnya sampai di
beef battle.Ben tidak terima dan membuat
diss track bertajuk
Basian. Jelas ia mengejek lewat lirik, dari menyebut Xhaqala 'kere' sampai kemampuan rap yang rendah seperti anak SD. Bahkan ia juga menantang Xhaqala untuk membuat
diss track balik.
Xhaqala menjawab tantangan itu, ia merilis
diss track bertajuk
Phone Call From Hell lewat kanal YouTube HellHouse Indonesia. Ia membalas semua ejekan Ben dengan menyebut kemampuan Ben berupa 'cairan masih dalam biji yang menggantung di selangkangan'.
Bukan hanya Ben dengan Xhaqala,
beef battle ini juga melebar ke sejumlah musisi hip hop lain. Igor alias Saykoji membuat
diss track untuk Xaqhala, sementara Lil Yo dan Explicit Verbal membuat
diss track untuk Saykoji.
Terlepas dari
beef di antara musisi, kondisi hip hop yang sehat di Indonesia bisa dilihat dari pertumbuhan di berbagai daerah. Menurut Tuan Tigabelas, musisi hip hop berkualitas tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Hampir setiap minggu ada rilisan baru dari musisi hip hop di berbagai daerah Indonesia. Tuan Tigabelas mengungkapkan bahwa ada beberapa musisi hip hop mengawinkan lagu dengan kearifan lokal hingga menjadi karya yang otentik dan berkualitas.
 Tuan Tigabelas percaya Indonesia menyimpan potensi hip hop yang berwarna karena kerap memasukkan nuansa lokal. (Foto: dok. Westwew Squad) |
"Yang kurang justru wadah dan sarana. Kalau ada acara yang tampil lagi-lagi dari Pulau Jawa. Musisi yang ada di media juga lagi-lagi Pulau Jawa, itu musti cari solusi bersama-sama, dicari akar permasalahan," kata Tuan Tigabelas.
Selain itu, kondisi hip hop Indonesia yang sehat juga terlihat ketika label Def Jam Recordings yang fokus di ranah tersebut mulai tertarik dengan membuka cabang di Indonesia. Def Jam Recordings bergerak di bawah naungan Universal Music Group.
Awal September lalu rapper Ariel Nayaka resmi bergabung dengan Def Jam Recordings. Sampai saat ini Nayaka sudah merilis dua album bertajuk
Curriculum Vitae (2016) dan
Cadence Blue (2018).
"Def Jam memang lagi ekspansi Asia. Kalau boleh ngomong, Ariel Nayaka besar di
party scene. Ya berarti kan secara industri ini lagi bagus, mereka lihat Indonesia punya
market yang luar biasa," kata Tuan Tigabelas.
Penampilan Tuan Tigabelas bisa disaksikan di
Music At Newsroom melalui situs
CNNIndonesia.com pada Jumat (25/10) pukul 15:00 WIB.
(adp/rea)