Jakarta, CNN Indonesia -- Musisi
Lily Allen menghapus akun Twitter pribadinya usai menyebut bahwa kemenangan Perdana Menteri
Boris Johnson dalam pemilihan umum
Inggris lalu merupakan buah dari rasisme.
Allen mengumumkan keputusannya tersebut melalui serangkaian foto yang ia unggah di jejaring sosial Instagram.
Dalam foto pertama, Allen mencoba meluruskan kabar miring mengenai dirinya terkait penghapusan akun Twitter pribadinya setelah menyebut Johnson menang karena Inggris berakar pada rasisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dilaporkan bahwa saya menghapus Twitter karena tak tahan dengan penghinaan setelah saya mengeluarkan komentar itu," tulis Allen dalam foto itu.
Allen mengakui bahwa hujatan di jejaring sosial itu memang menyakitkan. Namun, ia sudah terbiasa dengan perundungan semacam itu. Allen lantas membeberkan alasan yang sesungguhnya.
"Saya menghapus Twitter saya karena saya yakin platform itu memberikan suara untuk kelompok sayap kanan dan mereka menggunakannya untuk menyebarkan informasi salah dan kebohongan hingga mereka bisa menang pemilu dan menghancurkan hidup orang," tulis Allen.
[Gambas:Instagram]Kisruh ini bermula pada pekan lalu, usai Johnson dinyatakan berhasil mempertahankan jabatannya setelah Partai Konservatif memenangkan mayoritas suara dalam pemilu.
Berdasarkan penghitungan suara, Konservatif berhasil meraih 341 kursi dari total 650 kursi parlemen. Sementara itu, pesaing terberat Konservatif, Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn, hanya mampu meraup 200 kursi parlemen.
Layaknya sejumlah musisi dan selebritis lain, Allen mengaku kecewa. Ia lantas menumpahkan kekecewaannya itu melalui satu unggahan di Instagram.
"Saya pikir rasisme dan kebencian terhadap perempuan berakar begitu dalam di negara ini dan Boris menang karena dukungannya terhadap hal-hal tersebut, bukan penolakannya," tulis Allen.
[Gambas:Video CNN]Allen tak menjabarkan lebih lanjut maksud tulisannya. Namun sebelumnya, musisi Dua Lipa melansir tabel yang menampilkan perbandingan topik dalam janji politik Partai Buruh dan Konservatif.
Menurut tabel tersebut, Partai Buruh membahas lebih banyak topik terkait kesehatan mental, LGBT, kesetaraan, dan perubahan iklim ketimbang Partai Konservatif.
(has)