Argo, Film Pemenang Oscar yang Rekam Konflik AS dan Iran

CNN Indonesia
Selasa, 07 Jan 2020 15:08 WIB
Ketegangan AS-Iran meningkat usai Donald Trump mengakui pembunuhan Qasem Soleimani. Konflik AS-Iran juga pernah memuncak dan terekam dalam film Argo.
Ketegangan AS-Iran meningkat usai Donald Trump mengakui pembunuhan Qasem Soleimani. Konflik AS-Iran juga pernah memuncak dan terekam dalam film Argo. (Foto: Warner Bros)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali meningkat setelah Presiden Donald Trump mengakui operasi pembunuhan perwira tinggi Qasem Soleimani. Konflik AS-Iran juga pernah memuncak pada puluhan tahun silam dan terekam dalam film Argo.

Film arahan Ben Affleck itu berfokus pada gejolak di tengah Revolusi Iran pada 1979. Kala itu, rakyat Iran mengamuk karena Amerika serikat memberikan suaka pada Mohammad Reza Shah, pemimpin yang digulingkan dalam revolusi tersebut.

Mereka pun menggelar demonstrasi di depan gedung Kedutaan Besar AS di Iran pada 4 November 1979. Berawal damai, demonstrasi mulai ricuh ketika sekelompok pengunjuk rasa memaksa masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ekstremis lantas menyekap semua staf Kedubes AS. Namun ternyata, ada enam staf yang berhasil kabur dan bersembunyi di kediaman duta besar Kanada untuk Iran.

Di dalam rumah itu, mereka mendengar kabar bahwa rekan-rekan yang disekap sudah dihabisi nyawanya dengan cara keji.

Selagi mereka bersembunyi dalam ketakutan, para pejabat Kementerian Luar Negeri AS sibuk mencari cara menyelamatkan mereka, berlomba dengan waktu sebelum Garda Revolusi Iran menyadari ada enam orang yang hilang dari kedubes.

Pencerahan datang ketika ahli penyamaran Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Tony Mendez (Ben Affleck), diundang dalam satu rapat. Ia mengkritik semua opsi penyelamatan yang digagas Kemlu AS.

[Gambas:Youtube]

Ia akhirnya menyusun strategi untuk membuat film palsu bertajuk Argo. Mendez berpura-pura menjadi produser asal Kanada yang ingin melihat calon lokasi pengambilan gambar di Iran bersama enam kru.

Kru tersebut tak lain merupakan keenam staf kedubes yang sedang berlindung di rumah dubes Kanada. Mereka pun memulai petualangan menuju kampung halaman.

Film ini menerima respons positif sampai-sampai diganjar tiga piala Oscar, termasuk penghargaan tertinggi sebagai Film Terbaik. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER