Jakarta, CNN Indonesia -- WarnerMedia memastikan
HBO Max tetap akan diluncurkan sesuai jadwal yakni Mei 2020. Hal tersebut disampaikan CEO WarnerMedia John Stankey dalam memo staf menyikapi penghentian sejumlah produksi film dan serial akibat penyebaran virus corona.
Dalam memo tersebut, John Stankey menyatakan tim teknologi mereka telah beroperasi dalam keadaan yang unik. Mereka juga cepat beradaptasi dengan cara kerja yang baru.
"Sehingga peluncuran HBO Max tetap sesuai jadwal yakni pada Mei. Tim pemasaran harus menyusun kembali rencana menjangkau pelanggan dengan inovatif," tulis John Stankey.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tetap rilis pada Mei 2020, beberapa konten orisinalnya akan mengalami penundaan. Salah satunya adalah reuni Friends.
Tim produksi telah mengumumkan rencana syuting serial itu pada 23-24 Maret di Warner Bros. Studio, Burbank akan ditunda hingga Mei atau kondisi memungkinkan.
Layanan streaming tersebut menyajikan sejumlah konten dari saluran televisi HBO, Cartoon Network, TNT, TruTV, Crunchy Roll, DC Universe, CNN, serta TBS. Beberapa film hit seperti A Star is Born, Crazy Rich Asians, The Dark Knight, Joker, Casablanca dan The Wizard of Oz akan tayang di sana.
WarnerMedia sebelumnya menetapkan biaya langganan HBO Max akan sekitar US$14.99 atau sekitar Rp245 ribu per bulan.
Bantuan untuk KaryawanDalam memo tersebut pula, John Stankey juga mengungkapkan WarnerMedia menyiapkan bantuan US$100 juta atau sekitar Rp1,63 triliun (US$1= RP16,3 ribu)untuk para pekerja yang terdampak penyetopan produksi film serta serial akibat virus corona.
"Kami telah menghentikan banyak produksi demi kesehatan dan keselamatan karyawan, pemeran, kru dan komunitas film. Kami berkomitmen bahkan lebih dari US$100 juta untuk membantu anggota produksi di masa sulit ini," tulis John Stankey.
[Gambas:Youtube]Berdasarkan laporan
Variety, US$100 juta tersebut akan diberikan kepada para karyawan yang aktif bekerja dalam proyek WarnerMedia, mulai dari Warner Bros. Pictures, Warner Bros. Television serta HBO.
Sebelumnya, IATSE, serikat pekerja para pengrajin dan kru produksi di Hollywood, melaporkan 120 ribu pekerja telah menutup set sejak dua pekan lalu akibat penghentian produksi.
Jumlah itu dipastikan meningkat melihat penyebaran virus corona Covid-19 yang pesat di Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir.
Melansir data WHO pada Senin (30/3), Amerika Serikat menjadi negara peringkat pertama jumlah kasus Covid-19. AS mencatat lebih dari 142 ribu kasus dengan 2.489 kematian dan 4.767 orang pulih.
(chri/end)