Jakarta, CNN Indonesia -- Tim serial soal mata-mata
Israel bertajuk Tehran membidik pasar
Amerika yang diprediksi bakal kekurangan tayangan karena banyak produksi mandek di tengah wabah virus
corona.
Julien Leroux, konsultan dari distributor Tehran, Cineflix Rights, mengatakan bahwa peluang serial tersebut menembus pasar Amerika sangat besar melihat sederet karya Israel sebelumnya yang laku di berbagai layanan streaming.
"Dengan begitu banyak produksi yang mengalami lockdown, layanan streaming dan jaringan lainnya mencari drama yang sudah siap dan menarik minat internasional," ujar Leroux seperti dikutip The Hollywood Reporter, Selasa (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, "Di waktu bersamaan, penonton di seluruh dunia juga mencari pelarian dan sangat menanti di ujung kursi. Saat itulah Tehran hadir."
Proses syuting Tehran di Athena sendiri sudah rampung sebelum industri di Israel membeku di tengah wabah virus corona.
Serial ini berkisah tentang Tamar Rabinyan (Niv Sultan), seorang peretas komputer muda yang bekerja untuk badan mata-mata Israel, Mossad.
Ia dikirim ke Teheran untuk mematikan pertahanan udara Iran agar jet tempur Israel dapat mengebom reaktor nuklir di sana.
Misi itu gagal. Tamar pun menjadi target buruan kepala keamanan Iran, Faraz Mehmet, yang iperankan oleh bintang Hollywood Shaun Tooub (Crash, Snowpiercer).
[Gambas:Video CNN]"Tersesat dalam pelarian di Teheran, itu adalah mimpi terburuk. Mimpi terburuk tak peduli dari manapun kalian berasa," ujar Sultan menggambarkan ketakutan karakter yang ia perankan.
Mendukung pernyataan Sultan, Shula Spiegel selaku produser eksekutif Tehran berkata, "Melihat satu misi dimulai dan gagal lebih menarik dan membawa kalian masuk ke dalam konflik ketimbang cerita biasa soal kepahlawanan. Ini adalah cita rasa kami sebagai perangkai cerita."
(has)