Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis
Dewi Lestari mengaku memendam protes yang tak pernah tersampaikan untuk
Glenn Fredly bahkan hingga musisi asal Maluku tersebut
meninggal dunia pada Rabu (8/4).
Melalui Instagram, penulis yang kerap disapa Dee itu mengatakan bahwa protes tersebut terkait dengan lirik lagu Malaikat Juga Tahu ciptaannya yang dinyanyikan oleh Glenn.
"Ada satu protes saya yang lama tersimpan untuk Kaka Glenn. Di versi lagu Malaikat Juga Tahu yang Kaka Glenn bawakan, ada lirik yang Kaka Glenn salah nyanyikan, yakni 'relakanku pergi' padahal seharusnya 'melarangku pergi,'" tulis Dewi seperti dikutip kantor berita Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melanjutkan pernyataannya, Dewi berkata, "Bagi seorang lirikus, itu persoalan besar, Kaka. Pesan lagu jadi bergeser, cerita jadi terdeviasi, sebagian pendengar malah jadi menghafal lirik yang keliru."
Namun, protes itu tak pernah tersampaikan. Tiap Dewi bertemu dengan Glenn, protes tersebut tak pernah muncul ke permukaan. Namun setelah Glenn meninggal dunia, Dewi justru bersyukur dengan kesalahan tersebut.
"Ibarat retak yang memberikan karakter abadi kepada vas porselen, baris yang Kaka nyanyikan menjadi ciri tersendiri bagi lagu Malaikat Juga Tahu versi Kaka. Menjadi memori tak terlupakan bagi saya. Menjadi penanda unik dalam relasi kita," katanya.
Dewi sendiri mengaku tak punya banyak kesempatan untuk berbicara lama dengan Glenn meski mereka beberapa kali bekerja sama dalam proyek film.
Namun sederet pertemuan singkat mereka tersebut sudah cukup bagi Dewi untuk menyimpulkan bahwa Glenn "one of a kind."
"Bakat, olah rasa, dan semangatmu berkarya, akan menjadi inspirasi bagi banyak manusia Indonesia. Hingga bertahun-tahun ke depan. I hope you know that. Mengutip apa yang dikatakan @rezagunawan di kolom komen, lirik versimu menjadi terdengar sebagai salam perpisahan. Farewell, Kaka Glenn. Rest in peace," kata Dewi.
[Gambas:Instagram]Lagu Malaikat Juga Tahu itu akhirnya menjadi lagu latar untuk film Recto Verso. Penulis skenario film tersebut, Venerdi Handoyo, menganggap interpretasi Glenn terhadap lagu itu menjadi penyempurna Recto Verso.
"Interpretasi beliau atas lagu itu menjadi pembungkus yang sempurna buat seluruh film Recto Verso," kata Ve melalui Twitter.
Ve memang bersinggungan dengan Glenn dalam satu proyek, tapi ia tidak pernah berkomunikasi dengan penyanyi itu kala masa produksi atau pascaproduksi film Recto Verso.
Ia pertama kali berkenalan dengan Glenn sekitar 25 tahun lalu di JAMZ Melawai. Saat itu, semua orang menyambut penampilan band Funk Section dan menyatakan sang vokalis sehebat Michael Jackson. Ve pun akhirnya berkesempatan kenalan dengan sang vokalis, yaitu Glenn Fredly.
[Gambas:Video CNN]Setelah itu, Ve kembali berinteraksi dengan pelantun lagu Akhir Cerita Cinta itu ketika Glenn bersama sang ibunda mampir ke Pasar Santa sekitar 25 tahun lalu.
"Sekitar tahun 1994-1995 di Pasar Santa di saat beliau mampir beberapa kali bersama Angga Sasongko, dan (kalau saya tidak salah) ibunda beliau juga membuka warung makan kecil tepat di seberang kios kopi saya. Saya sering makan sup brenebon buatan ibunda beliau," cerita Ve kepada CNNIndonesia.com
Dalam kicauannya, Ve juga menceritakan Glenn kerap mampir minum kopi di kedainya dan tak pernah menciptakan jarak dengan siapa saja yang ada di kawasan tersebut. Ia menekankan Glenn tak pernah menunjukkan aura seorang selebriti.
"Dan dengan sikapnya yang demikian, tidak pernah juga ia akan dilupakan. RIP Glenn Fredly," tulisnya.
(chri/has)
[Gambas:Video CNN]